Minggu, 18 Maret 2012
kupang lontong dan bakso k
bakso malang |
RINGKASAN BEBERAPA MATERI UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KISI-KISI TAHUN 2012
MAJAS/GAYA BAHASA
A.
Pengertian Majas
Majas atau Gaya Bahasa adalah bahasa kias yang
digunakan untuk memperoleh efek tertentu.
B.
Macam-macam Majas
1.
Majas Perbandingan
a.
Majas personifikasi
Gaya bahasa perbandingan yang membandingkan benda
mati atau tidak dapat bergerak seolah-olah bernyawa dan dapat berperilaku
seperti manusia.
Contoh:
·
Angin berbisik, membelai gadis itu.
·
Hatinya berkata bahwa perbuatan itu tak boleh
dilakuannya.
·
Hujan menyapu bumi.
·
Pagi itu pucuk-pucuk teh menggeliat ditimpa cahaya
mentari.
b.
Majas metafora
Gaya bahasa perbandingan dengan mmperbandingkan
suatu benda dengan bnda yang lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir
sama.
Contoh:
·
Raja siang telah pergi ke peraduannya. (raja siang à matahari)
·
Dewi malam telah keluar dari balik awan. (dewi malam à bulan)
·
Kupu-kupu malam itu sudah berdandan cantik. (kupu-kupu
malam à pelacur)
·
Dialah anak emas juragan kayu itu. (anak emas à anak kesayangan)
c.
Majas asosiasi
Gaya bahasa perbandingan dengan memperbandingkan
sesuatu dengan keadaan lain yang sesuai engan keadaan atau gambaran dan
sifatnya.
Contoh:
·
Wajahnya muram bagai bulan kesiangan.
·
Semangatnya keras laksana baja.
·
Suaranya merdu bak buluh perindu.
·
Perawakannya kurus seperti batang pisang.
d.
Majas alegori
Gaya bahasa yang memperlihatkan perbandingan utuh,
perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh.
Contoh:
·
Agama adalah kompas dalam mengarungi samudra kehidupan
yang penuh gelombang.
·
Calon istri bantulah nahkoda mendayung perahu kehidupan
menuju pulau bahagia.
·
Biduk rumah tangganya kandas diterjang gelombang
kehidupan yang dahsyat.
·
Sukses ini kucapai lewat jalan penuh tanjakan berliku
penuh kerikil-kerikil tajam.
e.
Majas metonimia
Gaya bahasa perbandingan yang mengemukakan merk
dagang atau nama barang untuk melukiskan sesuatu yang dipergunakan atau
ikerjakan, sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan.
Contoh:
·
Ia naik Honda
setiap hari ke sekolah.
·
Tetanggaku berlangganan Kompas.
·
Adi membeli Gudang
Garam.
·
Laksono memiliki Nokia
baru.
f.
Majas litotes
Gaya bahasa perbandingan yang melukiskan keadaan
sesuatu dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang
sebenarnya guna merendahkan diri.
Contoh:
·
Datanglah ke gubuk orang tuaku.
·
Perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas.
·
“Apalah arti usahaku ini karena baru cukup untuk makan
keluarga”, kata hartawan itu.
·
Hanya sepiring nasi yang dapat saya sajikan.
g.
Majas hiperbola
Gaya bahasa yang dipakai seseorang yang hendak
melukiskan peristiwa atau keadaan dengan cara berlebih-lebihan daripada
sesungguhnya.
Contoh:
·
Hatiku terbakar dan darahku mndidih mendengar berita itu.
·
Tangisnya menyayat hati orang lain.
·
Darahnya mengalir menganak sungai dari lukanya.
·
Sorak sorai penonton membahana membelah angkasa.
h.
Majas eufimisme
Gaya bahasa perbandingan yang mengganti satu
pengertian dengan kata lain yang hampir sama artinya dengan maksud untuk
menghindarkan pantang atau sopan santun.
Contoh:
·
Anak saudara kurang pandai, sehingga tidak naik kelas.
(kurang pandai à bodoh)
·
Orang itu berubah akal. (berubah akal à gila)
·
Datuk itu sudah berlalu ke hutan. (datuk à harimau)
·
Maaf, saya ke belakang sebentar. (ke belakang à ke kamar mandi)
i.
Majas alusio
Gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan
ungkapan atau peribahasa yang sudah lazim dipergunakan orang.
Contoh:
·
Dari tadi engkau menggantang
asap saja, apa hasilnya?
·
Kakek itu tua-tua
keladi, sudah tua makin menjadi.
·
Bargaul dengannya cukup makan hati.
·
Sungguh malang nasibnya, sudah jatuh tertimpa tangga.
j.
Majas sinekdoke
1)
Majas sinekdoke pars prototo
Gaya bahasa yang melukiskan sebagian untuk
keseluruhan.
Contoh:
·
Sejak tadi dia tidak kelihatan batang hidungnya.
·
Didatanginya tiap
pintu untuk mengharap belas kasih.
·
Iurannya lima ribu rupiah per kepala.
·
Ada lima ekor
kucing di depan rumah.
2)
Majas sinekdoke totem pro parte
Gaya bahasa yang melukiskan keseluruhan untuk
sebagian.
Contoh:
·
Indonesia keluar sebagai juara
umum dalam Asean Games.
·
Medan pernah menyelenggarakan
FFI dua kali.
·
Polisi-polisi Komtabes menangkap pencuri itu.
·
SMK Negeri 4 Malang menjadi juara nasional
dalam LKS.
2.
Majas Penegasan
a.
Majas pleonasme
Gaya bahasa penegasan yang mempergunakan sepatah
kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah
terkandung alam kata yang diterangkannya.
Contoh:
·
Mulailah kami mengarungi samudra luas.
·
Salju putih
sudah mulai turun.
·
Ia tidak naik ke
atas.
·
Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri.
b.
Majas repetisi
Gaya bahasa penegasan dengan mengulang sepetah
kata berkali-kali dalam kalimat.
Contoh:
·
Cinta adalah keindahan, cinta adalah kebahagiaan, dan cinta adalah pengorbanan.
·
Selama bumi kupijak, selama langit membentang, dan selama hayat masih dikandung badan, aku
akan setia kepadamu.
·
Di sini dia dilahirkan, di sini dia berjuang, dan di sini dia dikuburkan.
·
Bahagia tidak ditentukan oleh
harta, bahagia tidak ditentukan oleh
kedudukan, tetapi bahagia ditentukan
oleh hati manusia itu sendiri.
c.
Majas tautologi
Gaya bahasa penegasan dengan mengulang kata yang
sama atau bersinonim secara beriringan dalam suatu kalimat.
Contoh:
·
Disuruhnya aku sabar,
sabar juga ada batasnya.
·
Aku akan pergi,
pergi ke tempat yang belum pernah kudatangi.
·
Ia mengasihi,
mencintai suami dengan tulus.
·
Kita akan berjumpa tanggal
17 Agustus, hari kemerdekaan RI tahun depan.
d.
Majas klimaks
Gaya bahasa penegasan yang menyatakan beberapa hal
berturut-turut makin lama makin memuncak.
Contoh:
·
Sejak menyemai
benih, tumbuh, hingga menuainya,
aku sendiri yang mengerjakannya.
·
Jangankan sebulan,
setahun, sewindu pun akan kutunggu.
·
Apalagi seribu,
sepuluh ribu, sejuta pun akan kubayar.
·
Lagu itu menjadi idola anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua.
e.
Majas antiklimaks
Gaya bahasa penegasan yang bertentangan dengan
gaya bahasa klimaks, gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut
makin lama makin melemah atau menurun tingkatannya.
Contoh:
·
Jangankan seribu,
atau seratus, serupiah pun tak ada.
·
Dari pejabat tinggi,
menengah, sampai rendah turut
merasakan kebersamaan itu.
·
Tahunan, bulanan,
mingguan, harian produksi itu diperhitungkan.
·
Dalam pidatonya mula-mula ia berteriak-teriak, lima menit kemudian suaranya parau, dan akhirnya pingsan.
f.
Majas retoris
Gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kaimat
tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya.
Contoh:
·
Mana mungkin orang mati hidup kembali?
·
Siapakah yang melarangmu berbuat bijak?
·
Apatah dayaku seorang wanita?
·
Oh Tuhan, apakah salahku hingga aku miskin begini?
g.
Majas paralelisme
Gaya bahasa penegasan yang dipakai dalam puisi
dengan mengulang kata-kata. Gaya bahasa paralelisme dibagi menjadi anapora dan
epipora.
1)
Majas anapora
Gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata
atau kelompok kata yang sama di depan tiap-tiap larik dalam puisi secara
berulang-ulang.
Contoh:
Tanpamu aku merana
Tanpamu aku sengsara
Tanpamu aku menderita
2)
Majas epipora
Gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata
atau kelompok kata yang sama pada akhir larik dalam puisi secara
berulang-ulang.
Contoh:
Ketika makan aku
ingat kamu
Saat terdiam aku
ingat kamu
Pada waktu akan tidur pun aku ingat kamu
3.
Majas Pertentangan
a.
Majas paradoks
Gaya bahasa pertentangan yang hanya kelihatan pada
arti kata yang berlaanan. Padahal maksud sesungguhnya tidak karena objeknya
berlainan.
Contoh:
·
Hatinya sunyi tinggal di Kota jakarta yang ramai ini.
·
Ia mati kelaparan di tengah kekayaan yang berlimpah.
·
Dia tertawa meski hatinya menangis.
·
Ia kaya raya tetapi hatinya miskin.
b.
Majas antitesis
Gaya bahasa pertentangan dengan mempergunakan
kata-kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
·
Cantik atau jelek, kaya atau miskin bukanlah suatu
ukuran.
·
Tinggi rendah derajatmu ditentukan oleh tingkah lakumu
sendiri.
·
Suka duka hidup ini membuat kami makin menyatu.
·
Besar kecil, tua muda semua ikut merayakan
keberhasilannya.
4.
Majas Sindiran
a.
Majas ironi
Gaya bahasa sindiran halus yang dipakai untuk
menyindir lawan bicara yang dikatakan sebaliknya dari kenyataan sebenarnya.
Contoh:
·
Wah bagus benar nilai ulanganmu hingga dapat merah semua.
·
Indah sekali tulisanmu hingga tak terbaca sama sekali.
·
Pagi benar engkau datang, ini baru pukul dua belas siang.
·
Rapi sekali kamarmu, sampai semua barang tak berada
ditempat yang seharusnya.
b.
Majas sinisme
Gaya bahasa yang mengandung sindiran tajam, lebih
tajam dari ironi.
Contoh:
·
Muak aku melihat tingkahmu.
·
Sakit telingaku mendengar engkau menyanyi.
·
Muntah aku mencium bau badanmu.
·
Lagakmu sungguh menyebalkan.
c.
Majas sarkasme
Gaya bahasa sindiran secara kasar bahkan
kadang-kadang merupakan cemoohan.
Contoh:
·
Kalau tak mau dengar aku, mampuslah kau!
·
Kurang ajar, belum enyah juga kau dari hadapanku!
·
Dasar monyet, bertingkah tak karuan!
·
Pergilah ke neraka!
MAJAS DALAM
PUISI
A.
PENGERTIAN MAJAS
Majas merupakan permainan bahasa untuk memperoleh
efek estetis, untuk memaksimalkan ekspresi, serta memperoleh kesan atau rasa
tertentu.
B.
MAJAS DALAM PUISI
- Metafora (perbandingan langsung)
Contoh:
a.
Engkaulah putri duyung tawananku. (Rendra)
b.
Aku ini binatang jalang (Chairil Anwar)
c.
Kaulah kandil kemerlap, pelita jendela di malam gelap
(Amir Hamzah)
- Simile (persamaan)
Contoh:
a.
Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang
lilinnya (Amir Hamzah)
b.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam
menyirak kelopak (Amir Hamzah)
c.
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu (Chairil
Anwar)
- Personifikasi (pengorangan)
Contoh:
a.
Sepi menyanyi malam dalam mendoa tiba (Chairil Anwar)
b.
Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk
para (Rendra)
c.
Ajal bertahta sambil berkata “Tujukan perahu ke
pangkuanku saja” (Chairil Anwar)
- Hiperbola (melebih-lebihkan)
Contoh:
a.
Aku mau hidup seribu tahun lagi (Chairil Anwar)
b.
Rintihnya tersebar selebar tujuh desa (Rendra)
c.
Berjuta-juta harapan ibu dan bapak (Rendra)
- Sinekdok pars prototo (penyebutan sebagian untuk seluruh)
Contoh:
a.
Hari ini kita tangkap tangan-tangan kebatilan yang selama
ini mengenakan seragam kebesaran (Taufiq Ismail)
b.
Penderitaan mengalir dari parit-parit wajah rakyat
(Rendra)
c.
Daging kita satu, arwah kita satu (Sutardji Colsum Bahri)
- Sinekdok totem proparte (penyebutan seluruh untuk sebagian)
Contoh:
a.
Para petani bekerja, berumah di gubuk-gubuk tanpa jendela
(Rendra)
b.
Politisi dan pejabat tinggi adalah calo-calo yang rapi
(Rendra)
c.
Kau massa pekerja Indonesia/Kau mati di laut menangkap
ikan (Hr Bandaharo)
- Ironi (sindiran halus), sinisme (sindiran kasar), sarkasme (sindiran sangat kasar)
Contoh:
a.
Seorang ketika digiring, tersedu/membuka sendiri tanda
kebesaran di pundaknya (Taufiq Ismail)
b.
Yang kami minta hanyalah sebuah bendungan saja/tidak tugu
atau tempat main bola/air mawar warna-warni (Taufiq Ismail)
- Tautologi (penggunaan kata-kata senada untuk menyangatkan)
Contoh:
a.
Hingga hilang pedih perih (Chairil Anwar)
b.
Mereka, cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi
desa (Hartoyo Andangjaya)
- Simbolik (penggunaan simbol atau lambang untuk menggantikan orang atau hal)
Contoh:
a.
Burung dara jantang/yang dulu kau pelihara/kini telah
terbang menemui jodohnya (Rendra)
b.
Kapal perahu tiada berlaut/menghembus diri dalam
mempercaya mau berpaut (Chairil Anwar)
c.
Jalan sudah bertahun kau tempuh/perahu yang bersama kan
merapuh (Chairil Anwar)
- Repetisi (pengulangan kata-kata yang sama dalam suatu baris kalimat)
Contoh:
a.
Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu
perawan hati tak jatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati (Sutardji Colsum
Bahri)
b.
Menoleh ke kiri, menoleh ke kanan dalam usaha tak
menentukan (Rendra)
- Paralelisme (pengulangan kata atau frase antarbaris-baris puisi)
Contoh:
a.
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa (Amir
Hamzah)
b.
Bikin sendiri saja udara mana kau suka
Bikin sendiri saja bumi mana kau suka
Bikin sendiri saja rasa mana kau suka
Bikin sendiri saja logika mana kau suka (Yudhistira A.M.)
Pengulangan kata atau
frasa pada awal baris disebut anafora
Pengulangan di akhir baris
disebut epipora
Ada juga pengulangan di
tengah
Contoh:
a.
Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kau memandang (Chairil Anwar)
b.
Mimpi bakal kehabisan warna
Nasib bakal kehabisan garis
Tenaga bakal kehabisan makna (Yudhistira A.M.)
- Paradoks (gambaran dua hal atau keadaan yang kontras)
Contoh:
a.
Dunia tambah beku di tengah derap suara menderu (Toto
Sudarto Bakhtiar)
b.
Senyummu terlalu kekal untuk mengenal duka (Toto Sudarto
Bakhtiar)
c.
Istri menjadi sangat penting bagi kita justru keika kita
mulai melupakannya (Darmanto Jatman)
- Klimaks (pengungkapan yang makin menguat atau menghebat)
Contoh:
Empat pulub sembilan tangga kemiskinan
Hari panas
Lima puluh sembilan tangga kemiskinan
Hari sengangar
Enam puluh sembilan tangga kemiskinan
Hari terbakar (Taufiq
Ismail)
- Antiklimaks (pengungkapan yang makin melemah atau menurun)
Contoh:
Pada langkah pertama keduanya sama baja
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo (Rendra)
PUISI
A.
PENGERTIAN PUISI
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan
kata-kata indah dan kaya makna.
Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi,
majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu.
Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi
dikarenakan oleh pemadatan segala unsur bahasa.
B.
CIRI-CIRI PUISI
1.
Terdapat pemadatan unsur bahasa.
2.
Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan,
diperbagus, dan ditaur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
3.
Berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang
berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif.
4.
Bahasa yang digunakan bersifat konotatif.
5.
Dibentuk oleh struktur fisik (tipografi, diksi, majas,
rima, dan irama) serta struktur batin (tema, amanat, perasaan, nada, dan
suasana puisi).
C.
UNSUR-UNSUR PUISI
1.
Unsur fisik
a.
Diksi :
pilihan kata
b.
Pengimajian :
susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman imajinasi
c.
Majas :
permainan bahasa atau pengiasan yang digunakan sebagai efek estetis
d.
Rima :
pengulangan bunyi atau persamaan-persamaan bunyi
e.
Ritma :
perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang teratur
f.
Tipografi :
bentuk fisik
2.
Unsur batin
a.
Tema :
pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair
b.
Perasaan :
sikap penyair terhadap pokok persoalan yang ditampilkan
c.
Nada :
sikap penyair terhadap pembaca
d.
Suasana :
keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi
PENALARAN DALAM
PENGAMBILAN KESIMPULAN
A.
PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran adalah suatu proses berpikir untuk
menghubung-hubungkan fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
B.
JENIS-JENIS PENALARAN
1.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif dilakukan terhadap data atau
pernyataan umum untuk kemudian ditarik kesimpulan yang khusus.
a.
Silogisme
Silogisme disebut juga penalaran deduktif secara
tidak langsung.
Silogisme memerlukan dua premis.
Premis adalah sesuatu yang dianggap benar sebagai
dasar penarikan kesimpulan.
Premis yang pertama disebut premis umum (PU) dan
premis kedua disebut premis khusus (PK).
Dari kedua premis tersebut kesimpulan dirumuskan.
Rumus
Silogisme
Kesimpulan disusun dari PU à P Mayor à sebagai predikat
PK à
P Minor à sebagai subjek
atau
PU : A -- B
PK : C -- A
K : C -- B
Contoh:
PU :
Binatang menyusui melahirkan anak dan tidak bertelur.
PK :
Ikan Paus binatang menyusui.
K :
Ikan Paus melahirkan anak dan tidak bertelur.
b.
Entimen
Entimen merupakan penalaran deduktif secara
langsung.
Dalam hal ini kesimpulan dirumuskan hanya
berdasarkan satu premis.
Oleh karena itu entimen disebut juga silogisme
yang diperpendek.
Contoh:
Silogisme
PU :
Hakim yang baik tidak menerima uang suap.
PK : Bu
Hany hakim yang baik.
K :
Bu Hany tidak menerima uang suap.
Entimen
Bu Hany tidak mau menerima uang suap karena ia
hakim yang baik.
c.
Akibat à Sebab-sebab
Cara berpikir yang bertolak dari suatu akibat lalu
ditelusuri sebab-sebabnya.
Contoh:
Di mana-mana banjir. Bagaimana tidak, hutan
ditebangi. Bantaran sungai dibangun rumah. Selain itu, banyak sampah menutupi
saluran air.
d.
Sebab à Akibat-akibat
Cara berpikir yang bertolak dari suatu sebab lalu
ditelusuri kemungkinan-kemungkinan akibatnya.
Contoh:
Suku bunga Bank Sentral AS naik. Dolar yang beredar di
pasar akan banyak terserap ke bank oleh kebijakan ini. Nilai dolar AS terhadap
mata uang asing lainnya dipastikan akan anik. Rupiah tentunya akan mengalami
tekanan.
2.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan
peristiwa-peristiwa khusu menuju pada kesimpulan umum.
a.
Generalisasi
Penyajian fakta-fakta atau kejadian yang bersifat
khusu untuk mengambil kesimpulan umum.
Contoh:
Besi adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai.
Baja adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai. Tembaga adalah jenis logam,
jika dipanaskan memuai. Semua jenis logam jika
dipanaskan memuai.
b.
Sebab-sebab à Akibat
Penyajian sejumlah sebab mnuju simpulan yang
berupa akibat.
Contoh:
Produksi nasional meningkat dan menggembirakan.
Pertanian, perdagangan, industri dan komunikasi dapat direhabilitasi dan
dikendalikan. Posisi Indonesia semakin kuat. Oleh
karena itu, wajar jika Indonesia berani menerima pinjaman luar negeri dengan
syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
c.
Akibat-akibat à Sebab
Penyajian sejumlah akibat menuju simpulan yang
berupa sebab.
Contoh:
Kemarin Agus tidak masuk sekolah. Hari ini pun
tidak. Tadi pagi ayahnya pergi ke apotek untuk membeli obat. Kemungkinan besar Agus sakit.
d.
Sebab à Akibat berantai
Sebab menimbulkan akibat, akibat ini menimbulkan
akibat selanjtnya, demikian seterusnya.
Contoh:
Harga BBM dinaikkan karena pemerintah ingin
mengurangi subsidinya, dengan harapan ekonomi Indonesia makin wajar. Karena
harga BBM naik, tentu biaya angkutan pun naik. Jika biaya angkutan naik pasti
harga barang naik pula. Naiknya harga barang terasa berat bagi rakyat
berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, kenaikan
barang harus diimbangi dengan upaya untuk menaikkan pendapatan rakyat.
e.
Analogi
Pengambilan kesimpulan dengan anggapan baha jika
dua hal memiliki beberapa kesamaan, maka dalam aspek lain pun memiliki
kesamaan.
Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur
seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan bintang yang berjuta-juta
beredar dengan teratur seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua
bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptaya, yaitu
manusia yang pandai, teliti, dan bijaksana. Alam
yang mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tentu juga ada penciptanya,
yaitu Yang Mahakuasa.
3.
Campuran
(Deduktif-Indukif)
Pola ini bertolak dari sutu pernyataan umum
diikuti penjelasa (alasan, contoh, data, atau fakta) yang bersifat khusus, lalu
kembali meruuskan simpulan umum sebagai penegasan.
Contoh:
Bagi manusia bahasa merupakan alat
komunikasi yang sungguh penting. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi hati kepada
sesamanya. Dengan bahasa itu pula manusia mewarisi dan mewariskan, menerima dan
memberikan pengetahuan dari pengalaman kepada sesamanya. Bahkan dengan bahasa
pula manusia dapat mengekspresikan jiwa seninya. Dengan
demikian jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat enting
dalam kehidupan manusia.
BENTUK-BENTUK
PERTALIAN MAKNA KATA
A. KATA UMUM dan KATA KHUSUS
1. Kata
Umum
Kata umum adalah kata yang ruang lingkup maknanya
mencakup hal-hal umum dan menyangkut aspek-aspek yang lebih luas.
2. Kata Khusus
Kata khusus adalah kata yang ruang lingkup
maknanya mencakup hal-hal yang sempit atau hanya meliputi aspek-aspek tertentu.
Contoh
No.
|
Kata bermakna umum
|
Kata bermakna khusus
|
1.
|
Hewan
|
a.
Kuda
b.
Kelinci
c.
Kucing
|
2.
|
Serangga
|
a.
Belalang
b.
Kupu-kupu
c.
Nyamuk
|
B. SINONIM
Sinonim adalah kata yang sama atu hampir sama maknanya.
Contoh
1. angin = bayu = badai = topan →
udara yang bergerak
2. mati = wafat = meninggal = gugur = tewas =
mampus = mangkat → tidak bernyawa
Meskipun memiliki makna yang mirip, sinonim kata tidak selalu bisa
menggantikan posisi kata dalam sebuah kalimat.
Contoh dalam kalimat
1.
a. Angin bertiup sepoi-sepoi menyejukkan
badan.
b. Badai bertiup sepoi-sepoi
menyejukkan badan. * (?)
2.
a. Jenderal Sudirman gugur di medan
pertempuran.
b. Wafatnya Chairil Anwar diperingati
sebagai hari pujangga.
C. ANTONIM
Antonim adalah kata-kata yang berbeda atau berlawanan maknanya.
Kata-kata yang berantonim dapat dibedakan atas tiga macam:
a.
Antonim berlawanan bertingkat
Suatu kata disebut berlawanan bertingkat apabila
terdapat tingkatan pada kata yang berlawanan tersebut.
Yang tergolong kata berlawanan bertingkat biasanya
kata sifat.
Contoh:
- panas >< dingin
- jauh >< dekat
- berat >< ringan
b. Antonim berlawanan kembar
Suatu kata disebut berlawanan kembar apabila
kata-kata yang berlawanan makna tersebut terbatas pada dua unsur saja.
Yang tergolong kata berlawanan kembar pada umumnya
kata benda.
Contoh:
- jasmani >< rohani
o
jantan >< betina
o
putra >< putri
c. Antonim
berlawanan kebalikan
Suatu kata disebut berlawanan kebalikan apabila
terdapat hubungan timbal balik.
Yang tergolong kata berlawanan kebalikan pada
umumnya kata benda dan kata kerja.
Contoh:
- utara >< selatan
o guru >< murid
o pergi >< pulang
D. HOMONIM
Homonim adalah kata-kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi
memiliki makna yang berbeda.
Contoh
1. genting
a. Karena
perang, kota itu tampak sangat genting. → (genting = gawat)
b. Kakak
sedang memperbaiki genting yang bocor. → (genting = atap)
2. jarak
a. Ayah sedang menanam pohon jarak.
→ (jarak = nama pohon)
b. Jarak dari rumah ke sekolah cukup
jauh. → (jarak = ukuran)
E. HOMOGRAF
Homograf adalah kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya
berbeda.
Contoh
1. seri I
= berseri-seri → gembira
seri II = bermain seri → seimbang
2. teras I = pejabat teras → inti
teras II = teras rumah → bagian halaman
3. apel I = makan apel → buah
apel II = apel bendera → upacara
apel III = kencan → bertemu
F. HOMOFON
Homofon adalah kata yang cara pelafalannya sama, tetapi penulisan dan
maknanya berbeda.
Contoh
1. kol I = sayur kol →
tanaman
kol II = naik colt → kendaraan
2. bang I = Bang Agus → kakak
bang II = bunga bank → keuntungan
Hubungan Kata
|
Penulisan
|
Pelafalan
|
Makna
|
Homonim
|
sama
|
sama
|
berbeda
|
Homograf
|
sama
|
berbeda
|
berbeda
|
Homofon
|
berbeda
|
sama
|
berbeda
|
G. POLISEMI
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak makna.
Contoh
Kata KEPALA bermakna bagian tubuh di atas leher, tempat otak dan pusat
jaringan saraf.
Selain makna tersebut, KEPALA digunakan dalam konteks yang lain,
diantaranya:
a.
bagian benda sebelah atas atau bagian depan, contoh: kepala
tongkat, kepala surat
b.
pemimpin atau ketua, contoh: kepala kantor, kepala
daerah
c.
sebagai kiasan atau ungkapan, contoh: kepala udang,
kepala dua, dan besar kepala
Contoh kata berpolisemi dalam kalimat
1.
a. Agi jatuh dari bangku. → meluncur turun dengan
cepat
b. Rupanya ia jatuh hati pada jejaka itu. →
menaruh cinta
c. Usaha paman sedang jatuh sekarang. →
bangkrut
d. Ulang tahun Aji jatuh pada hari raya. →
bertepatan dengan
2. a. Setiap bulan ia
menerima gaji. → kalender
b. Bulan bersinar menerangi bumi. → benda
langit
MAKNA KATA
PENGERTIAN MAKNA KATA
Makna kata berarti maksud atau arti suatu kata
atau isi suatu pembicaraan
Makna kata dapat diketahui melalui kamus.
Namun demikian, makna kata bisa mengalami
perubahan yang disebabkan oleh penggunaanya dalam kalimat serta situasi
penggunaannya.
JENIS-JENIS MAKNA KATA
A. MAKNA REFERENSIAL
Makna referensial adalah makna kata yang mengacu pada referen atau sesuatu
yang diwakili.
CONTOH
1. kursi → tempat duduk
2. emas → logam mulia
B. MAKNA KONTEKSTUAL
Makna kontekstual atau disebut juga makna situasional adalah makna kata
yang berkaitan dengan konteks atau situasi.
CONTOH
1. Pejabat memperebutkan kursi.
kursi →
jabatan
2. Dewi adalah anak
emas guru seni.
anak emas →
kesayangan
C. MAKNA LEKSIKAL
Makna leksikal adalah makna kata menurut kamus.
CONTOH
1. bunga → bagian tumbuhan yang akan menjadi
buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya
2. buaya → binatang berdarah dingin yang
merangkak/reptilia bertubuh besar dan berkulit keras, bernapas dengan
paru-paru, hidup di air sungai/laut
D. MAKNA GRAMATIKAL
Makna gramatikal atau disebut juga sebagai makna struktural adalah makna
kata yang terjadi karena adanya proses gramatikal, yaitu afiksasi
(pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Contoh makna gramatikal/struktural
a.
bunga
1.
afiksasi → berbunga → menghasilkan bunga
2.
reduplikasi → bunga-bunga → banyak bunga
3.
komposisi → bunga desa → gadis cantik
b.
buaya
1.
afiksasi → membuaya → menyerupai buaya
2.
reduplikasi → buaya-buaya → banyak buaya
3.
komposisi → buaya darat → penggemar wanita
E. MAKNA DENOTATIF
Makna denotatif adalah makna kata yang sebenarnya, makna objektif.
CONTOH
1.
kepala → bagian tubuh yang berada di atas leher
2.
meja hijau → meja yang berwarna hijau
F. MAKNA KONOTATIF
Makna konotatif adalah makna kata yang telah mendapatkan tambahan dan
menimbulkan nilai rasa.
CONTOH
1. Aji menjadi kepala sekolah.
kepala → atasan atau pimpinan
2. Pencuri dibawa ke meja hijau.
meja hijau → pengadilan
PERUBAHAN
MAKNA KATA
A.
GENERALISASI
Generalisasi atau perluasan makna kata terjadi
apabila cakupan makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya.
Contoh
Kata
|
Makna
Asal
|
Makna
Baru
|
berlayar
|
mengarungi lautan dengan kapal layar
|
mengarungi lautan dengan berbagai jenis kapal
|
ibu
|
Orang
tua perempuan yang melahirkan kita
|
setiap perempuan dewasa, nyonya
|
bapak
|
Orang
tua kandung laki-laki kita
|
setiap lelaki dewasa, tuan
|
saudara
|
orang yang seibu sebapak
|
orang yang sama kedudukannya
|
putra
|
anak laki-laki raja
|
semua anak laki-laki
|
putri
|
anak perempuan raja
|
semua anak perempuan
|
ikan
|
lauk-pauk
|
teman nasi, tidak terbatas pada ikan saja
|
B.
SPESIALISASI
Spesialisasi atau penyempitan makna kata terjadi
apabila makna suatu kata lebih sempit cakupannya dari makna asalnya.
Contoh
Kata
|
Makna
Asal
|
Makna
Baru
|
ulama
|
orang yang berilmu
|
pemuka dalam agama islam
|
pendeta
|
orang pandai
|
pemuka dalam agama kristen
|
sarjana
|
cendekiawan
|
gelar universitas
|
sastra
|
tulisan
|
karya seni bermeduakan bahasa
|
gadis
|
anak dara
|
perawan
|
pesawat
|
semua alat yang mempermudah pekerjaan
|
kapal terbang
|
C.
AMELIORASI
Ameliorasi adalah perubahan makna kata yang nilai
rasanya lebih tinggi daripada kata lain yang sudah ada sebelumnya.
Contoh
Kata
|
Makna
Asal
|
Makna
Baru
|
perempuan
|
wanita
|
lebih tinggi dari wanita
|
istri
|
bini
|
lebih tinggi dari bini
|
pembantu
|
babu
|
lebih tinggi dari babu
|
suami
|
laki
|
lebih tinggi dari laki
|
pria
|
laki-laki
|
lebih tinggi dari laki-laki
|
melahirkan
|
beranak
|
lebih tinggi dari beranak
|
tunanetra
|
buta
|
lebih tinggi dari buta
|
D.
PEYORASI
Peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilainya
menjadi lebih rendah daripada makna asalnya.
Contoh
Kata
|
Makna
Asal
|
Makna
Baru
|
fundamentalis
|
orang yang berpegang teguh pada prinsip
|
orang yang hidup eksklusif, mengutamakan
kekerasan
|
gerombolan
|
orang-orang yang berjalan secara bergerombol
|
kelompok pengacau
|
kroni
|
sahabat
|
kawan dari seorang penjahat
|
kaki
tangan
|
orang kepercayaan
|
orang yang biasa disuruh untuk berbuat kejahatan
|
E.
SINESTESIA
Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat
pertukaran tanggapan sntara dua indra yang berlainan.
Contoh
Kata
|
Makna
Asal
|
Makna
Baru
|
Kata-katanya pedas.
|
indra pengecap
|
indra pendengaran
|
Wajahnya dingin-dingin
saja.
|
indra peraba
|
indra penglihatan
|
Suaranya sangat indah.
|
indra penglihatan
|
indra pendengaran
|
Sikapnya memang kasar.
|
indra peraba
|
indra penglihatan
|
Nasihatnya menyejukkan
hati.
|
indra peraba
|
indra pendengaran
|
F.
ASOSIASI
Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi
karena persamaan sifat.
Contoh
Kata
|
Makna
Asal
|
Makna
Baru
|
amplop
|
wadah untuk memberi uang
|
suap
|
buaya
|
binatang buas
|
orang jahat
|
kepala
|
organ tubuh paling atas
|
atasan
|
menjilat
|
mengulurkan lidah untuk merasa
|
menyenangkan orang lain untuk sesuatu
|
tergelincir
|
terpeleset
|
terjerumus ke dalam dosa
|
TEKNIK
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA/RUJUKAN
A.
Pengertian
§ Daftar rujukan merupakan
daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik
secara langsung maupun tidak langsung.
§ Daftar rujukan disusun
sesuai abjad.
B.
Unsur-unsur
Urutan dasar:
penulis. tahun penerbitan. judul tulis miring. kota tempat terbit: penerbit.
§ Nama penulis ditulis
dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik.
§ Tahun penerbitan
§ Judul, termasuk anak
judul (subjudul) ditulis miring
§ Kota tempat penerbitan
§ Nama penerbit
Contoh
Amran, Tasai Saiful. 1980. Manusia
dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan
Chaer, Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.
Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa
Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya.
TEKNIK
PENULISAN CATATAN KAKI
Aturan:
1.
dinomori sesuai dengan nomor kutipan
2.
tempatkan di bagian bawah halaman
3.
setiap bab dimulai nomor 1
4.
ketik spasi tunggal, antara catatan kaki ketik spasi
ganda
5.
urutan dasar:
nama pengarang tidak dibalik, judul
buku ditulis miring, (kota
penerbit: penerbit, tahun penerbit), halaman.
Contoh:
1) Wasty Sumantri, Alternatif Pendidikan Wiraswasta Menuju Era
Tinggal Landas, (Surabaya: Usaha Nasional, 1990) halaman 27.
UNGKAPAN ATAU
IDIOM
A.
PENGERTIAN
Ungkapan atau idiom adalah gabungan kata atau
frasa yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya atau
unsur-unsur yang membentuknya.
B.
PENGGOLONGAN UNGKAPAN
ATAU IDIOM
1.
Berdasarkan bentuk
a.
Ungkapan atau idiom penuh, yaitu ungkapan atau idiom yang
maknanya tidak tergambar dari unsur-unsur pembentuknya.
Contoh:
menjual
gigi
maknanya tertawa keras-keras
b.
Ungkapan atau idiom sebagian, yaitu ungkapan atau idiom
yang maknanya masih tergambar pada salah satu unsur pembentuknya.
Contoh:
harga mati maknanya harga yang tidak bisa ditawar-tawar lagi
2.
Berdasarkan kata yang membentuknya
a.
Ungkapan atau idiom dengan bagian tubuh
Contoh:
§ Lapang hati : sabar
§ Mendarah daging : sudah menjadi kebiasaan
§ Kepala batu : tidak mau menurut perintah
orang lain
b.
Ungkapan atau idiom dengan kata indra
Contoh:
§ Muka manis : menarik hati
§ Kurus kering : kurus sekali
§ Uang panas : uang tidak halal
c.
Ungkapan atau idiom dengan nama warna
Contoh:
§ Jago merah : api kebakaran
§ Hitam di atas putih : dengan tertulis
§ Berputih tulang : mati
d.
Ungkapan atau idiom dengan nama binatang
Contoh:
§ Kambing hitam : orang yang dipersalahkan
§ Kabar burung : kabar yang tidak bisa dipercaya
karena belum tentu kebenarannya
§ Kelas kambing : kelas yang paling murah
e.
Ungkapan atau idiom dengan bagian tumbuh-tumbuhan
Contoh:
§ Batang air : sungai
§ Buah pena : karangan
§ Sebatang kara : hidup seorang diri
f.
Ungkapan atau idiom dengan kata bilangan
Contoh:
§ Setengah hati : tidak bersungguh-sungguh
§ Bersatu hati : seia sekata
§ Kaki lima : lantai di muka atau di
tepi jalan
g.
Ungkapan atau idiom dengan nama benda-benda alam
Contoh:
§ Bintang kelas : murid yang paling baik
§ Kejatuhan bulan : beruntung besar
§ Pagi buta : dinihari antara pukul
04.30—05.00
KALIMAT
EFEKTIF
SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
- LENGKAP
- LOGIS
- CERMAT
- GRAMATIKAL
- JELAS
1.
KALIMAT LENGKAP
Kalimat yang berisi satu pernyataan pikiran
lengkap dan minimal terdiri dari subjek dan predikat.
Contoh:
a.
Mereka pergi ke Bandung.
S P K
b.
Dia makan.
S P
c.
Dia ke Bandung.
S P
d.
Gula manis.
S P
e.
Ayahku presiden.
S P
f.
Kucingku lima.
S P
Catatan:
Predikat bisa berupa:
§ kata kerja → pergi, makan
§ kata keterangan → ke
Bandung, tadi pagi
§ kata sifat → manis,
cantik
§ kata benda → presiden,
petani
§ kata bilangan → lima, dua
2.
KALIMAT LOGIS
Kalimat yang masuk akal atau nalar.
Contoh:
a.
Pencuri itu berhasil
ditangkap polisi. → (kalimat tidak logis)
Polisi
berhasil menangkap pencuri. → (kalimat logis)
Secara sekilas kalimat tersebut tidak bermasalah,
tetapi jika dinalar kalimat tersebut menjadi kalimat yang tidak sefektif karena
tidak masuk akal.
Ketidaklogisan kalimat tersebut yaitu tidak ada seorang pencuri pun yang ingin
berhasil ditangkap oleh polisi. Kalimat yang masuk akal adalah polisi berhasil menangkap pencuri.
b.
Agus memanjat kelapa. → (kalimat tidak logis)
Agus
memanjat pohon kelapa. → (kalimat logis)
Kalimat tersebut biasa kita ketahui sehari-hari,
padahal kalimat tersebut tidak masuk akal.
Letak ketidaklogisan kalimat itu yaitu untuk apa kelapa dipanjat,
seharusnya yang dipanjat adalah
pohonnya bukan kelapanya.
3.
KALIMAT CERMAT
Kalimat yang hemat dan padat isi.
Contoh:
a.
Gadis yang mengenakan baju berwarna biru itu
kekasih saya. → (kalimat tidak cermat)
Gadis yang berbaju biru itu kekasih saya. → (kalimat cermat)
Penggunaan kata mengenakan baju kurang cermat karena sama artinya dengan berbaju, maka agar menjadi
kalimat efektif dipilih kata berbaju.
Penggunaan kata berwarna biru juga kurang cermat, karena kata biru sudah mengacu pada warna.
b.
Ia lahir pada hari Sabtu tanggal 14 bulan
Mei tahun 2000. → (kalimat tidak cermat)
Ia lahir
pada Sabtu, 14 Mei 2000. → (kalimat cermat)
Penggunaan kata hari, tanggal, bulan, dan tahun tidak perlu disertakan jika sudah jelas ada Sabtu, 14
Mei 2000.
4.
KALIMAT GRAMATIKAL
Kalimat yang memenuhi kaidah atau aturan
tatabahasa yang berlaku.
Kegramatikalan suatu kalimat dapat dilihat dari
hal berikut.
a.
Struktur kalimat
Contoh:
§ Saya akan tanyakan
masalah ini kepada guru. → (kalimat tidak gramatikal)
Saya akan menanyakan
masalah ini kepada guru. → (kalimat gramatikal)
§ Kata-katamu tidak dipahami
olehku. → (kalimat tidak gramatikal)
Kata-katamu tidak kupahami. → (kalimat gramatikal)
b.
Penggunaan imbuhan
Contoh:
§ Aji cubit
Putra. →
(kalimat tidak gramatikal)
Aji mencubit
Putra. → (kalimat gramatikal)
§ Musuh membom
kota tadi pagi. → (kalimat tidak gramatikal)
Musuh mengebom
kota tadi pagi. → (kalimat gramatikal)
c.
Pilihan kata
Contoh:
§ Michel melakukan aktifitas
dengan semangat. → (kalimat tidak gramatikal)
Michel melakukan aktivitas dengan semangat. →
(kalimat gramatikal)
§ Analisa tersebut dapat dipertanggung
jawabkan. → (kalimat tidak gramatikal)
Analisis tersebut dapat dipertanggungjawabkan. → (kalimat
gramatikal)
5.
KALIMAT JELAS
Kalimat yang tidak menimbulkan makna ganda
(ambigu).
Contoh:
a.
Anak pegawai yang nakal itu ditahan polisi. → (kalimat ambigu)
Anak nakal pegawai itu ditahan
polisi. → (kalimat tidak ambigu)
(yang nakal adalah anak dari
pegawai)
b.
Pelantikan Rektor UM yang baru itu
dilaksanakan di Sasana Budaya. → (kalimat ambigu)
Pelantikan Rektor baru UM dilaksanakan di Sasana
Budaya. → (kalimat tidak ambigu)
(yang baru adalah Rektor UM)
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB KALIMAT TIDAK EFEKTIF
1.
KALIMAT TIDAK LENGKAP
Kalimat yang tidak memiliki SUBJEK atau PREDIKAT
atau SUBJEK dan PREDIKAT.
Contoh:
a.
Hebat sekali! → (kalimat yang tidak
jelas subjek dan predikatnya)
Engkau hebat sekali! →
(kalimat yang jelas subjek dan predikatnya)
S P
b.
Tidur? → (kalimat yang tidak
jelas subjek dan predikatnya)
Dia tidur? → (kalimat
yang jelas subjek dan predikatnya)
S P
c.
Merah, kuning, hijau. → (kalimat yang tidak
jelas subjek dan predikatnya)
Warnanya merah, kuning, dan
hijau. → (kalimat yang jelas subjek dan predikatnya)
S P
2.
KONTAMINASI ATAU RANCU
Kalimat yang rancu atau mengalami kontaminasi
merupakan kalimat yang kacau dalam proses pembentukannya.
Contoh:
a.
Gedung itu akan dipertinggikan. → (kalimat rancu)
Gedung itu akan ditinggikan. → (kalimat yang
jelas)
Gedung itu akan dipertinggi. → (kalimat yang
jelas)
(ditinggikan/dipertinggi → dibuat lebih tinggi)
b.
Jalan Surabaya akan diperlebarkan. → (kalimat rancu)
Jalan Surabaya akan diperlebar. → (kalimat yang
jelas)
Jalan Surabaya akan dilebarkan. → (kalimat yang
jelas)
(dilebarkan/diperlebar → dibuat lebih lebar)
3.
PLEONASME ATAU TUMPANG
TINDIH
Pleonasme atau tumpang tindih merupakan penggunaan
kata-kata yang tidak perlu karena maksudnya sama.
Contoh:
a.
Agnetuz diminta naik ke atas. → (kalimat tumpang
tindih)
Agnetuz diminta naik. → (kalimat yang tidak
mengandung pleonasme)
Agnetuz ke atas. → (kalimat yang tidak mengandung pleonasme)
(naik ke atas → naik pasti ke atas → dipilih salah
satu)
b.
Dimas maju ke depan. → (kalimat tumpang
tindih)
Dimas maju. → (kalimat yang tidak mengandung pleonasme)
Dimas ke depan. → (kalimat yang tidak mengandung pleonasme)
(maju ke depan → maju pasti ke depan → dipilih
salah satu)
4.
TERDAPAT KATA DEPAN YANG
TIDAK PERLU
Kata depan yang tidak perlu di awal kalimat
menyebabkan kalimat tersebut tidak memiliki subjek.
Contoh:
a.
Bagi mereka akan menerima hadiah. → (terdapat kata depan
yang tidak perlu)
K P O
Mereka akan menerima hadiah. → (kalimat
yang jelas ada subjek dan predikat)
S P O
(penggunaan kata bagi mereka menyebabkan kalimat itu
kehilangan subjek)
b.
Kepada hadirin dimohon berdiri. → (terdapat kata depan yang
tidak perlu)
K P Pel.
Hadirin dimohon berdiri.
→ (kalimat yang jelas terdapat subjek dan predikat)
S P Pel.
(penggunaan kata kepada hadirin menyebabkan kalimat itu
kehilangan subjek)
5.
SALAH NALAR/TIDAK MASUK
AKAL/TIDAK LOGIS
Kalimat salah nalar merupakan kalimat yang tidak
logis atau tidak masuk akal.
Contoh:
a.
Mereka yang pernah ke kutub akan merasakan hawa dingin. → (kalimat tidak logis)
Mereka yang pernah ke kutub telah
merasakan hawa dingin. → (kalimat logis)
(jika pernah
maka telah bukan pernah kemudian akan)
b.
Waktu dan tempat kami
persilakan. → (kalimat tidak logis)
Bapak Pimpinan kami persilakan. → (kalimat
logis)
(waktu dan tempat bukanlah orang, maka tidak bisa
dipersilakan)
6.
MENGGUNAKAN KATA YANG
SALAH KAPRAH
Kesalahan yang sudah umum digunakan.
Contoh:
a.
Setiap Jum’at ia berdo’a. → (penulisan kata yang salah)
Setiap Jumat ia berdoa.
→ (penulisan kata yang benar)
(penulisan Jum’at
dan do’a salah karena tidak sesuai
dengan EYD, yang benar adalah Jumat dan
doa)
b.
Tenta merubah jadual
belajarnya. → (penulisan kata yang salah)
Tenta mengubah jadwal belajarnya. → (penulisan
kata yang benar)
(penulisan kata merubah salah karena kata dasarnya adalah ubah bukan rubah, jadi
jika kata ubah mendapatkan awalan me- menjadi mengubah bukan merubah)
(penulisan kata jadual salah karena tidak sesuai dengan EYD, yang benar adalah jadwal)
7.
PENGARUH BAHASA ASING
Struktur bahasa Inggris sering mempengaruhi
struktur bahasa Indonesia.
Contoh:
a.
The man to whom she is married has been
twice before.
Kalimat bahasa Inggris tersebut sering
diterjemahkan menjadi:
Laki-laki dengan siapa ia menikah telah menikah dua kali.
Seharusnya:
Laki-laki yang menikahinya telah
menikah dua kali.
b.
I recently went back to
the town where I was born.
Kalimat bahasa Inggris tersebut sering diterjemahkan
menjadi:
Belum
lama ini, saya pulang ke kampung di
mana saya dilahirkan.
Seharusnya:
Belum
lama ini, saya pulang ke kampung tempat
saya dilahirkan.
8.
PENGARUH BAHASA DAERAH
Struktur bahasa Jawa juga sering mempengaruhi
struktur bahasa Indonesia.
Contoh:
a.
Omahe Yoji
paling gedhe dhewe.
Kalimat bahasa Jawa tersebut sering diterjemahkan
menjadi:
Rumahnya Yoji paling besar
sendiri.
Seharusnya:
Rumah Yoji yang terbesar.
b.
Sapine Pak Mojo arep didol.
Kalimat bahasa Jawa tersebut sering diterjemahkan
menjadi:
Sapinya Pak Mojo mau dijual.
Seharusnya:
Sapi milik Pak Mojo akan dijual.
PENGEMBANGAN
PARAGRAF
A. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang
terdiri dari sejumlah kalimat untuk mengungkapkan satu satuan informasi dengan
ide pokok sebagai pengendalinya.
B. Penulisan Paragraf
§
|
§ meliputi sejumlah kalimat
(satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas)
Ide pokok ® kalimat topik Þ fungsi : mengendalikan paragraf
Ide penjelas ® kalimat penjelas
Þ fungsi : mendukung ide pokok
|
Contoh paragraf yang tidak baik =>
C. Syarat Paragraf yang Baik
-
Kutipan 3
ide penjelas harus selalu relevan dng ide pokok
- Kepaduan Þ kekompakan antara satu kalimat dengan kalimat
yang lain
dalam paragraf tersebut, yang tampak
dari
penyampaiannya yang urut dan logis.
meliputi:
|
|
berubah
bentuk
|
|
parafrasa
|
sinonim
|
hiponim
|
antarkalimat (penanda transisi)
|
(ia,
mereka, ibu, kakak, dsb.)
menggunakan
kata ganti penunjuk
(ini, itu, sini, begini, demikian)
- Kelengkapan Þ semakin lengkap informasi dalam suatu
paragraf, yang disampaikan
melalui
ide/kalimat penjelas, maka semakin baik
paragraf tersebut
|
|
tidak
lengkap lengkap
D. Jenis Paragraf Berdasarkan
Penempatan Ide Pokok
|
1)
Paragraf deduktif Þ ide pokok di awal paragraf
|
2)
Paragraf induktif Þ ide pokok di akhir paragraf
|
3)
Paragraf deduktif
induktif Þ ide pokok di awal & akhir paragraf
|
4)
Paragraf tersirat Þ ada ide pokok, tetapi tidak ada
kalimat topik
Kutipan 18
E. Jenis Paragraf Berdasarkan Teknik Pengembangan Paragraf
Kutipan 18
|
§ Teknik Alamiah
Þ urutan ruang dan waktu
§
|
Þ ide pokok di akhir paragraf (Teknik klimaks)
ide pokok di awal paragraf (Teknik antiklimaks)
§
|
Þ menyampaikan
persamaan (Teknik perbandingan)
menyampaikan perbedaan (Teknik
pertentangan)
§ Teknik Analogi
|
dengan yang sudah diketahui
§ Teknik Contoh/Ilustrasi
|
berupa contoh-contoh
§
|
Þ ide pokoknya berupa sebab/akibat
§
|
Þ ide penjelas merupakan definisi ide pokok
§
|
Þ mengelompokkan berdasarkan persamaan
F. Jenis Paragraf Berdasarkan
Sifat Isi
§ Paragraf Narasi
Paragraf narasi merupkan paragraf yang
menceritakan suatu peristiwa atau kejadian secara kronologis dan bertujuan agar
pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan.
|
§ Paragraf Deskripsi
|
§ Paragraf Eksposisi
|
§ Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang
memberikan argumen atau pendapat dan bertujuan untuk membuktikan kebenaran
sehingga pembaca meyakini kebenaran itu.
|
§ Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi merupakan paragraf yang
bertujuan mempengaruhi pembaca untuk melakukan tindakan (mengajak atau membujuk)
sesuai dengan yang diharapkan penulis.
|
G. Jenis Paragraf Berdasarkan
Tujuan
-
Kutipan 31
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang menjadi
pembuka wacana.
- Paragraf Penghubung
|
- Paragraf Penutup
Paragraf penutup merupakan paragraf yang menjadi
penutup suatu wacana.
|
KUTIPAN 1
Pola pengembangan paragraf ialah cara penulis
merangkai informasi yang dihimpunnya menurut karangka dan tuntunan tertentu
(1). Informasi dituangkan dalam kalimat, kemudian kalimat dirangkai secara
berurutan dengan wajar dan berpautan dengan tertib (2). Dalam melaporkan
percobaan di laboratorium, misalnya, dengan sendirinya kita akan merangkai kalimat
menurut runtunan waktu (3). Pernyataan yang mengemukakan langkah pertama
disampaikan lebih dulu, kemudian disusul dengan pernyataan tentang langkah
berikutnya, dan seterusnya (4). Sementara itu, pemberian sebuah benda akan
mengikuti pola urutan ruang, dalam hal ini setiap bagian dijelaskan
kedudukannya terhadap bagian yang lain dalam ruang (5).
Di dalam sebuah paragraf,
biasanya terdapat lebih dari satu pola susunan pernyataan atau rincian (1).
Suatu kejadian barangkali akan disajikan dengan su-sunan sebab akibat,
sekaligus juga dengan urutan waktu (2). Pola urutan ruang dan waktu biasanya
terpakai dengan wajar sejalan dengan maksud uraian seperti contoh laporan
laboratorium dan pemerian sebuah benda tersebut di atas (3). Sementara itu,
pola susunan yang lain merupakan pilihan penulis dan penggunaannya lebih banyak
ditentukan oleh pilihan atau selera penulis (4).
KUTIPAN 2
Malang terkenal sebagai
kota bunga (1). Banyak mahasiswa dari berbagai daerah datang ke Malang (2).
Pada malam ini, udara di Malang sangat dingin (3). Penduduk Malang sebagian
besar berdagang (4). Kota Malang telah dua kali meraih Adipura, yaitu
penghargaan sebagai kota yang bersih dari presiden (5).
KUTIPAN 3
Setiap negara pada
dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiri dari kondisi, posisi, dan
potensi wilayahnya masing-masing (1). Akan tetapi, tidak setiap wilayah
kondisinya memungkinkan, posisinya menguntungkan, atau potensinya cukup untuk
memberikan kesejahteraan kepada rakyat yang bermukim di wilayah itu (2). Untuk
mengatasinya, dibinalah hubungan internasional yang memungkinkan terbukanya
peluang bagi setiap negara untuk mencukupi kebutuhannya dari negara lain
melalui jalan damai (3). Namun, untuk mencukupi ke-butuhan ini tidak jarang
terjadi suatu negara menempuh jalan kekerasan (4). Oleh sebab itu, masalah
utama setiap negara, selain meningkatkan kesejahtera-an negaranya, juga
mempertahankan eksistensinya dengan menjaga kemerde-kaan, kedaulatan, kesatuan
bangsa, dan keutuhan wilayahnya (5).
KUTIPAN 4
Langkah pertama yang perlu
kita lakukan dalam mengajarkan sesuatu, ialah menentukan tujuan mengajarkan sesuatu
itu. Tanpa tujuan yang jelas, maka
materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita
susun, tidak akan banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan
hasil proses belajar-mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang akan kita
ajarkan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
KUTIPAN 5
Menghadapi kondisi ini,
Yuwono berpendapat bahwa pihak Indonesia harus bersikap terbuka terhadap teropongan orang-orang luar. Keterbukaan ini bukan saja pada insiden Dili, tetapi juga,
misalnya, pada kasus-kasus Aceh, Lampung, dan Kedungombo.
KUTIPAN 6
Naskah Perdamaian Kamboja telah ditandatangani di Paris, hari Kamis
dini hari. Akan tetapi, itu belum menjadi jaminan keamanan bagi para pemimpin
ke tiga fraksi yang menandatangani naskah
itu.
KUTIPAN 7
Kami mencintai mereka semua tanpa kecuali. Kami mencintai mereka semua dengan sepenuh hati dan bertekad membesarkan
mereka. Dapat mencintai mereka semua merupakan
anugerah terbesar dalam hidup kami.
KUTIPAN 8
Kesunyian menyelimuti suasana ibukota setelah peristiwa 14 Mei yang
lalu. Namun, kelengangan itu segera
hilang setelah pihak keamanan menjamin keselamatan seluruh warga ibukota yang
hendak ke luar rumah. Dan kini,
kesenyapan itu telah berganti menjadi hingar bingar di setiap sudut
ibukota.
KUTIPAN 9
Sambutan atas
ditandatanganinya naskah perdamaian terus mengalir, terutama yang datang dari negara-negara Asia. Cina, misalnya, tidak hanya memuji, tetapi juga siap mengulurkan
bantuan. Begitu pula Vietnam yang,
melalui Menteri Luar Negerinya, menilai bahwa perjanjian damai itu akan
memberikan sumbangan bagi perdamaian dan kerjasama di kawasan Indo-Cina dan
dunia.
KUTIPAN 10
Mata pelajaran Bahasa
Indonesia dirasakan sangat membosankan sehingga kurang mendapat perhatian dari
siswa. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya bahan-bahan mata pelajaran yang sudah diketahui oleh siswa, sehingga
terasa tidak diperlukan lagi oleh mereka. Di
samping itu, siswa sudah mempelajari Bahasa Indonesia sejak mereka duduk di
bangku sekolah dasar dan sekurang-kurangnya sudah mampu menggunakan bahasa
Indonesia. Akibatnya, memilih atau
menentukan bahan mata pelajarn yang diberikan kepada siswa menjadi kesulitan
tersendiri bagi pengajar Bahasa Indonesia.
KUTIPAN 11
Siswa harus menjadi
pelopor pembangunan bangsa, karena itu, mereka harus mampu menunjukkan keahlian mereka sesuai dengan bidang studi yang
ditekuni. Selain itu, mereka pun harus
memiliki kepribadian yang tangguh yang dilandasi oleh nilai-nilai agama yang mereka anut dan nilai-nilai budaya yang
berlaku di masyarakat. Kedua unsur tersebut,
yakni keahlian dan kepribadian, memang merupakan kunci keberhasilan seseorang
dalam mewujudkan peranannya di masyarakat.
KUTIPAN 12
Masalah kelautan yang
dihadapi dewasa ini adalah tidak adanya
peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya peminat atau
penggemar penghuni darat atau burung-burung yang indah.
KUTIPAN 13
Masalah kelautan yang
dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya
peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya penggemar penghuni
darat. Tidak ada penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari, tiram, dan
mutiara sebagaimana halnya untuk panda dan harimau. Tiram raksasa di kawasan
Indonesia bagian barat kebanyakan sudah punah. Sangatlah sukar menemukan tiram
dewasa ini, padahal rumah tiram yang sudah mati banyak ditemukan. Demikian juga
halnya dengan kepiting kelapa dan kepiting begal yang bisa menyebar dari pantai
barat Afrika sampai pantai barat Laut Teduh. Kini, kedua jenis kepiting itu
hanya dijumpai di daerah kecil yang terpencil. Dari mana dana diperoleh untuk
melindungi semua ini?
KUTIPAN 14
Identitas kekuatan manajemen
Indonesia sulit dikenal (1). Gaya manajemen Indonesia dikembangkan dari dan di
dalam aneka ragam budaya suku bangsa yang ada di Indonesia (2). Hal ini berbeda
dengan manajemen Jepang dan Korea Selatan, misalnya (3). Manajemen Jepang, pada
umumnya terlihat dalam skala usaha raksasa yang pelik dan dalam cara yang serba
canggih (4). Manajemen Korea Selatan juga biasa diterapkan pada usaha berskala
besar, namun perusahaannya umumnya milik keluarga (5). Ciri-ciri ini, dengan
berbagai variasi dan bumbu, juga terlihat pada manajemen bisnis yang diterapkan
pada perusahaan-perusahaan besar di Indonesia (6).
KUTIPAN 15
Mekanisme pasar harus
dijaga agar tidak mengganggu penyampaian sinyal-sinyal pasar kepada unit-unit
ekonomi, terutama yang menyangkut biaya dan resiko yang harus mereka tanggung
untuk tindakan mereka (1). Apabila pembayaran cicilan dan bunga akan
membahayakan neraca pembayaran, pasar akan memberi sinyal dalam bentuk naiknya
suku bunga (2). Meningkatnya suku bunga utang komersial Indonesia dari 0,6-0,8%
di atas LIBOR (London Inter-bank Offered
Rate) pada pertengahan 1980-an menjadi sekitar 2,5% di atas LIBOR sekarang
ini merupakan hasil reevaluasi pasar uang internasional terha-dap resiko kredit
(country risk) Indonesia yang
memburuk (3). Sebaliknya, bila suku bunga di dalam negeri makin turun,
perangsang untuk mencari kredit luar negeri akan berkurang (4). Lalu lintas
utang akan dipengaruhi oleh kebijakan makroekonomi di dalam negeri (5). Dengan
demikian, pemerintah tak perlu lagi melakukan intervensi yang bisa mengurangi
hak seseorang atau perusahaan untuk berutang dari luar negeri (6).
KUTIPAN 16
Aturan mengenai suku bunga bank telah ditetapkan
oleh Gubernur Bank Sentral (1). Ia agaknya sudah bosan memberikan sinyal
samar-samar kepada para bankir (2). Berbagai isyarat agar kalangan perbankan
mau memangkas suku bunga seakan-akan dianggap angin lalu (3). Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) yang terus-menerus diturunkan otoritas moneter, tidak juga
mendapat respon positif (4). Para bankir tetap memasang suku bunga tinggi (5).
Melihat kondisi yang demikian ini, akhirnya Gubernur Bank Sentral mengeluarkan
aturan tegas bagi mereka (6).
KUTIPAN 17
Setiap hari Ahmad bangun
pukul 05.00 (1). Sesudah bersembahyang Subuh, ia melakukan olahraga ringan,
berjalan kaki selama sekitar 45 menit untuk memanaskan tubuhnya (2). Pukul
07.00, setelah keringatnya kering, ia mandi dengan air hangat, dan setelah
makan pagi, pada pukul 08.00, ia ber-angkat ke kantor, hingga pukul 16.00 baru
tiba kembali di rumah (3). Sisa wak-tunya dipergunakan untuk bermain-main dengan
si kecil, anak tunggalnya yang baru berusia 2 tahun (4).
KUTIPAN 18
Menendang bola dengan
sepatu, baru dikenalnya sekitar 1977. Saat itu ia baru lulus dari STM Negeri 3
Jurusan Elektro. Orang yang pertama kali melatih-nya adalah Halilintar. Dari sini
prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia bergabung dengan klub PMC sampai
sekarang. Pada tahun 1984, ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke Merdeka
Games di Malaysia. Sayangnya, waktu dipanggil lagi untuk turnamen di Brunei
tahun 1985, ia gagal memenuhinya, karena kakinya cedera.
KUTIPAN 19
Bentuk traktor mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman sesuai dengan kemajuan teknologi yang dicapai
umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang
dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang,
traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank
ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda
rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Disamping
Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat
pertanian lainnya. Jepang pun tidak kalah saing dalam bidang ini. Produksi
Jepang yang khas Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah
mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.
KUTIPAN 20
Ratu Elizabeth tidak
begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti
yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota ia paling senang mengenakan
pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth Thatcher. Sejak menjadi
pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia
membeli pakaian seka-ligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung belanja di
tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi hanya saat ke pernikahan, ke
pemakaman, dan ke upacara resmi, misalnya, ke parlemen.
KUTIPAN 21
Filsafat dapat diibaratkan
sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infantri.
Pasukan infantri ini dibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang diantaranya
terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan
keilmuan. Setelah itu, ilmiah yang membelah gu-nung dan merambah hutan,
menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengeta-huan yang dapat diandalkan.
Filsafat kemudian menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada
pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, filsafat pun
pergi kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas.
KUTIPAN 22
Dalam rangka mengatasi
ketinggalan desa, baik dalam bidang pemba-ngunan maupun dalam bidang
pengetahuan, berbagai usaha telah dilakukan pe-merintah. ABRI masuk desa (AMD) sudah lama kita kenal. Hasilnya pun lumayan,
misalnya perbaikan jalan, pembuatan jembatan, dan pemugaran kampung. Contoh
lain berupa KKN yang dilaksanakan
oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pula dinikmati oleh desa yang
bersangkutan, misalny peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta
aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain-lain. Akhir-akhir
ini surat kabar juga diusahakan masuk
desa, walaupun hasilnya belum kelihatan. Barangkali, perlu dipikirkan program
selanjutnya seperti bahasa nasional (bahasa Indonesia) masuk desa.
KUTIPAN 23
Jalan
Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan
kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk meng-atasinya,
pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dan trotoar.
Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima
tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan
mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat
keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
KUTIPAN 24
Pompa hidrolik ialah
sejenis pompa yang dapat bekerja dengan kontinyu tanpa menggunakan bahan bakar
atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga
aliran air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air tersebut
ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama sistem pompa ini ialah pipa
pemasukan, katup udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air
dapat dipompakan karena adanya perubahan energi kinetik air jatuh yang
menimbulkan tenaga kerja cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup
mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya. Desain
katup limbah dan katup pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi bergantian.
KUTIPAN 25
Dalam karang-mengarang
atau tulis-menulis, dituntut adanya beberapa kemampuan, antara lain, kemampuan
yang berhubungan dengan kebahasaan dan pengembangan atau penyajian. Yang
termasuk kemampuan berbahasa ialah kemampuan menerapkan ejaan, pemenggalan
(pungtuasi), kosa kata, diksi, dan kalimat. Adapun yang dimaksud dengan
kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan
pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan ke dalam
urutan yang sistematik.
KUTIPAN 26
Aku ingat ketika itu engkau datang ke rumahku. Saat
itu kau lewati perjalanan tiga kota hanya untuk mengobati rasa rindu di hatimu
karena sudah seminggu tak bertemu denganku. Kau hanya memakai pakaian seadanya
tidak seperti saat perjalanan jauh yang biasa kau lakukan dengan persiapan yang
matang. Vespa putih itu yang mengantarkanmu sampai di sini. Hampir tiga jam
perjalanan tak membuatmu tampak letih setelah akhirnya bertemu denganku.
KUTIPAN 27
Bernama lengkap Cameria Happy Paramitha, cewek yang
penampilannya lebih mirip cowok ini sudah lama berkiprah di jalur musik indie.
Namun namanya baru mulai santer terdengar setelah direkrut oleh Ahmad Dhani
menjadi salah satu personel The Rock Indonesia.
Selanjutnya, putri dari Emmy Sofyana yang
lahir di Jakarta pada tanggal 2 Januari 1986 silam ini, bergabung dengan Dara
dalam band duo The
Virgin. Bakso adalah salah satu makanan favorit Mitha.
KUTIPAN 28
Membacakan teks berita memerlukan teknik
tersendiri, yaitu lafal harus jelas, intonasi harus tepat, dan volume suara
harus sesuai. Lafal merupakan pengucapan bunyi. Pelafalan bunyi tersebut tepat
apabila diucapkan sesuai dengan daerah artikulasinya. Intonasi merupakan tinggi
rendah suara disebut pula tone atau nada suara dalam membaca teks berita.
Volume dalam teknik membaca merupakan keras lemah suara yang diucapkan. Apabila
lafal, intonasi, dan volume suara tepat, pembacaan berita akan berhasil dengan
baik. Intisari berita yang dibacakan akan dapat sampai ke telinga pendengar
dengan jelas.
KUTIPAN 29
Menjadi seorang sahabat itu membuatnya tidak takut
untuk mengekspresikan perasaannya. Ketika marah, dia bisa melampiaskan emosinya
tanpa takut kelihatan “jelek”. Ketika sedih, dia bisa menangis tanpa takut
dibilang cengeng. Ketika gembira dia bisa berteriak atau tertawa terbahak-bahak
tanpa takut dianggap gila. Perasaan kamu pun harus sering diungkapkan agar dia
mengenal kamu lebih dalam. Jadi, sahabat itu ada dan tempat untuk berbagi suka
dan duka, sahabat ada untuk saling melengkapi.
KUTIPAN 30
Salah satu faktor pemicu penyakit jantung adalah
kebiasaan atau gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang olahraga, terlalu
sering mengonsumsi jenis makanan yang mengandung lemak jenuh yang berasal dari
lemak hewani. Untuk mencegah kolesterol tinggi, maka lakukan olahraga dan
jalankan diet sehat. Kalori yang berasal dari lemak hewani sebaiknya dikurangi.
Gunakan minyak goreng kedelai murni.
Kandungan kalori buah-buhan umumnya rendah. Namun, buah kurma berbeda.
Kandungan kalori buah kurma tinggi karena karbohidratnya juga tinggi. Hal ini
bisa menyediakan energi yang tinggi pula, bahkan paling tinggi di antara
buah-buahan lain. Kandungan karbohidrat kurma berkisar antara 60% pada kurma
basah dan 70% pada kurma kering. Kurma basah adalah kurma yang masih mentah
ketika dipanen, sedangkan kurma kering adalah kurma yang diambil dari pohon
setelah masak dan kering. Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa
(jenis gula yang juga ada dalam darah) atau fruktosa (jenis gula yang
sebagian besar terdapat dalam buah-buahan). Di samping itu, buah kurma
mengandung kalium yang tinggi sehingga dapat mengurangi risiko serangan stroke.
|
KUTIPAN 31
|
Kalium penting untuk
mengoptimalkan fungsi jantung dan pembuluh darah. Mineral ini membuat denyut
jantung lebih teratur, mengaktifkan kontraksi otot, dan membantu mengatur
tekanan darah. Makin banyak makanan kaya kalium yang dikonsumsi, biasanya
makin kecil kemungkinan seseorang menderita stroke.
Menurut
Louis Tobian Jr., pakar penyakit darah tinggi dari Universitas Minnesota,
Amerika Serikat, makanan tinggi kalium dapat membantu menurunkan tekanan
darah dan memberi kekuatan tambahan dalam pencegahan stroke. Untuk
membuktikan hal itu, Tobian Jr. melakukan eksperimen pada dua kelompok tikus
yang terserang hipertensi. Satu kelompok tikus diberi diet kalium tinggi, tak
satu pun yang mengalami pendarahan otak. Sementara itu 40% kelompok tikus
yang mendapat kalium normal, menderita stroke ringan yang ditandai adanya
pendarahan otak. Dari hasil penelitian ini, Tobian lalu menarik simpulan
bahwa ekstrakalium dapat menjaga dinding arteri tetap elastis dan berfungsi
normal. Keadaan ini membuat pembuluh darah tidak mudah rusak akibat tekanan
darah.
|
KUTIPAN 32
|
Hasil penelitian lainnya
menunjukkan bahwa hanya dengan mengonsumsi makann kaya kalium minimal 400
miligram setiap hari, risiko fatal penyakit stroke bisa diturunkan sampai
40%. Batas minimal kalium itu mudah sekali dipenuhi dengan mengonsumsi kurma
kering sekitar 65 gram atau setara dengan lima butir kurma. Oleh karena itu,
mencegah risiko terjadinya stroke dapat dilakukan dengan mengonsumsi kurma
secara teratur.
|
KUTIPAN 33
|
SURAT
LAMARAN PEKERJAAN
Kalimat pembuka surat lamaran
pekerjaan
a.
Berdasarkan inisiatif sendiri
Saya yang
bertanda tangan di bawah ini,
b.
Berdasarkan informasi dari seseorang
Berdasarkan
informasi dari Bapak ..., perusahaan Bapak/Ibu membutuhkan seorang ...
Sehubungan dengan hal tersebut ....
c.
Berdasarkan iklan
Setelah membaca
iklan yang dimuat dalam harian ...,tanggal ... yang isinya menyatakan bahwa ...
Dalam
harian ... tanggal ... saya membaca iklan yang menyatakan bahwa perusahaan ...
membutuhkan .... Berkenaan dengan dengan hal tersebut maka ...
d.
Berdasarkan pengumuman resmi di instansi
Berdasarkan
pengumuman nomor ... tanggal ..., tentang penerimaan pegawai ..., saya yang
bertanda tangan di bawah ini,
e.
Permohonan dari instansi kepada kepala sekolah
Berdasarkan
permintaan tenaga kerja dalam bidang ... melalui Kepala SMK ..., saya yang
bertanda tangan di bawah ini,
Salam pembuka dan salam penutup
Penulisan salam pembuka dan salam penutup diawali dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda koma
Contoh:
a.
Dengan hormat, → (salam pembuka)
b.
Hormat saya, → (salam penutup)
Kalimat penutup surat lamaran
pekerjaan
Pada bagian penutup surat tidak perlu menggunakan kata demikianlah dan tidak menggunakan kata ganti –nya,
tetapi langsung memakai sapaan seperti Saudara
atau Bapak/Ibu.
Contoh:
a.
Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih.
b.
Besar harapan saya, Bapak dapat mengabulkan permohonan
ini.
Balasan surat lamaran pekerjaan
Jika balasan surat lamaran berupa penolakan maka surat berisi:
a.
Ucapan terima kasih
b.
Penyesalan karena belum dapat menerima
c.
Alasan penolakan (meskipun hanya basa-basi)
d.
Harapan yang membesarkan hati
Jika balasan surat lamaran berupa panggilan maka surat berisi:
a.
Maksud panggilan (misal tes, wawancara)
b.
Kapan
c.
Di mana
d.
Prasyarat/dokumen yang harus dipenuhi
Contoh:
Kami mengucapkan terima kasih
atas surat lamaran Saudara tanggal ... Namun dengan sangat menyesal kami belum
dapat memenuhi harapan Saudara karena formasi telah terisi.
Nama Saudara telah kami catat,
dan bila di kemudian hari ada formasi, Saudara akan kami panggil.
SURAT KUASA
Surat kuasa dibuat oleh seseorang untuk
melimpahkan dan memberikan kewenangan kepada orang lain. Surat kuasa dibuat
dengan bahasa yang singkat dan jelas, menyebutkan pihak yang diberi kuasa dan
yang memberi kuasa, serta mencantumkan masa berlaku surat kuasa tersebut. Dalam
surat kuasa juga diperlukan kehadiran pihak lain yang mengetahui. Pihak lain
tersebut bertindak sebagai saksi.
Surat kuasa berisi:
a.
Identitas pemberi kuasa
b.
Identitas penerima kuasa
c.
Urusan yang harus diselesaikan
d.
Batas-batas kewenangan, jika dipandang perlu
e.
Masa berlakunya surat kuasa
f.
Tanda tangan kedua pihak
Jika nilai urusan besar, surat kuasa perlu diberi materai dan bahkan perlu
disahkan oleh notaris.
Contoh surat kuasa:
SURAT PERJANJIAN
JUAL BELI
Surat perjanjian jual beli
adalah surat yang dibuat oleh pihak penjual dan pihak pembeli yang dinyatakan
secara tertulis. Kesepakatan kedua belah pihak adalah bahwa pihak penjual wajib
menyerahkan suatu barang dan berhak atas harga barang tersebut, sedang pihak
pembeli berhak atas penerimaan barang dan wajib membayar harga barang kepada
penjual.
Surat perjanjian jual beli berisi:
a.
Identitas pihak pertama (penjual)
b.
Identitas pihak kedua (pembeli)
c.
Objek yang diperjualbelikan
d.
Ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban kedua
belah pihak
e.
Tanda tangan masing-masing pihak dan saksi-saksi
f.
Jangka waktu berlakunya perjanjian (jika dipandang perlu)
g.
Arbritase (cara penyelesaian jika terjadi perselisihan,
jika perlu)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
a.
Surat perjanjian dibuat rangkap dua, di atas kertas segel
atau kertas bermaterai
b.
Disahkan notaris atau pejabat yang berwenang lainnya
Surat perjajian tersebut berguna untuk
a.
Bukti autentik adanya ikatan kedua belah pihak sehingga
memiliki kekuatan hukum
b.
Menghindari persengketaan
Contoh surat perjanjian jual beli
|
TAHAPAN ALUR/PLOT PROSA
1.
Tahap awal disebut sebagai perkenalan
Tahap perkenalan pada umumnya berisi sejumlah
informasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada
tahap-tahap berikutnya.
2.
Tahap tengah disebut sebagai pertikaian
Menampilkan pertentangan dan atau konflik yang
sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat,
semakin menegangkan.
3.
Tahap akhir disebut sebagai peleraian
Menampilkan adegan tertentu sebagai akibat
klimaks.
Dalam teori klasik, penyelesaian cerita dibedakan
ke dalam dua macam kemungkinan: kebahagiaan (happy end) dan kesedihan (sad
end)
Tahapan Plot secara lebih rinci
1.
Tahap situation
atau tahap penyituasian
Tahap yang berisi pelukisan dan pengenalan situasi
latar dan tokoh-tokoh cerita
2.
Tahap generating
circumstances atau tahap pemunculan konflik
Tahap awal munculnya konflik, masalah dan
peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan
3.
Tahap rising action
atau tahap peningkatan konflik
Konflik yang telah dimunculkan pada tahap
sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya
4.
Tahap climax
atau tahap klimaks
Konflik dan atau pertentangan-pertentangan yang
terjadi, yang diakui dan atau ditimpakan pada para tokoh cerita mencapai titik
intensitas puncak
5.
Tahap denouement atau
tahap penyelesaian
Konflik yang telah mencapai klimaks diberi
penyelesaian, ketegangan dikendorkan.
Langganan:
Postingan (Atom)