Minggu, 18 Maret 2012

RINGKASAN BEBERAPA MATERI UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KISI-KISI TAHUN 2012



MAJAS/GAYA BAHASA

A.     Pengertian Majas
Majas atau Gaya Bahasa adalah bahasa kias yang digunakan untuk memperoleh efek tertentu.

B.     Macam-macam Majas
1.      Majas Perbandingan
a.       Majas personifikasi
Gaya bahasa perbandingan yang membandingkan benda mati atau tidak dapat bergerak seolah-olah bernyawa dan dapat berperilaku seperti manusia.
Contoh:
·         Angin berbisik, membelai gadis itu.
·         Hatinya berkata bahwa perbuatan itu tak boleh dilakuannya.
·         Hujan menyapu bumi.
·         Pagi itu pucuk-pucuk teh menggeliat ditimpa cahaya mentari.

b.      Majas metafora
Gaya bahasa perbandingan dengan mmperbandingkan suatu benda dengan bnda yang lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh:
·         Raja siang telah pergi ke peraduannya. (raja siang à matahari)
·         Dewi malam telah keluar dari balik awan. (dewi malam à bulan)
·         Kupu-kupu malam itu sudah berdandan cantik. (kupu-kupu malam à pelacur)
·         Dialah anak emas juragan kayu itu. (anak emas à anak kesayangan)

c.       Majas asosiasi
Gaya bahasa perbandingan dengan memperbandingkan sesuatu dengan keadaan lain yang sesuai engan keadaan atau gambaran dan sifatnya.
Contoh:
·         Wajahnya muram bagai bulan kesiangan.
·         Semangatnya keras laksana baja.
·         Suaranya merdu bak buluh perindu.
·         Perawakannya kurus seperti batang pisang.

d.      Majas alegori
Gaya bahasa yang memperlihatkan perbandingan utuh, perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh.
Contoh:
·         Agama adalah kompas dalam mengarungi samudra kehidupan yang penuh gelombang.
·         Calon istri bantulah nahkoda mendayung perahu kehidupan menuju pulau bahagia.
·         Biduk rumah tangganya kandas diterjang gelombang kehidupan yang dahsyat.
·         Sukses ini kucapai lewat jalan penuh tanjakan berliku penuh kerikil-kerikil tajam.

e.       Majas metonimia
Gaya bahasa perbandingan yang mengemukakan merk dagang atau nama barang untuk melukiskan sesuatu yang dipergunakan atau ikerjakan, sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan.
Contoh:
·         Ia naik Honda setiap hari ke sekolah.
·         Tetanggaku berlangganan Kompas.
·         Adi membeli Gudang Garam.
·         Laksono memiliki Nokia baru.

f.       Majas litotes
Gaya bahasa perbandingan yang melukiskan keadaan sesuatu dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
Contoh:
·         Datanglah ke gubuk orang tuaku.
·         Perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas.
·         “Apalah arti usahaku ini karena baru cukup untuk makan keluarga”, kata hartawan itu.
·         Hanya sepiring nasi yang dapat saya sajikan.

g.       Majas hiperbola
Gaya bahasa yang dipakai seseorang yang hendak melukiskan peristiwa atau keadaan dengan cara berlebih-lebihan daripada sesungguhnya.
Contoh:
·         Hatiku terbakar dan darahku mndidih mendengar berita itu.
·         Tangisnya menyayat hati orang lain.
·         Darahnya mengalir menganak sungai dari lukanya.
·         Sorak sorai penonton membahana membelah angkasa.

h.      Majas eufimisme
Gaya bahasa perbandingan yang mengganti satu pengertian dengan kata lain yang hampir sama artinya dengan maksud untuk menghindarkan pantang atau sopan santun.
Contoh:
·         Anak saudara kurang pandai, sehingga tidak naik kelas. (kurang pandai à bodoh)
·         Orang itu berubah akal. (berubah akal à gila)
·         Datuk itu sudah berlalu ke hutan. (datuk à harimau)
·         Maaf, saya ke belakang sebentar. (ke belakang à ke kamar mandi)

i.        Majas alusio
Gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan ungkapan atau peribahasa yang sudah lazim dipergunakan orang.
Contoh:
·         Dari tadi engkau menggantang asap saja, apa hasilnya?
·         Kakek itu tua-tua keladi, sudah tua makin menjadi.
·         Bargaul dengannya cukup makan hati.
·         Sungguh malang nasibnya, sudah jatuh tertimpa tangga.

j.        Majas sinekdoke
1)      Majas sinekdoke pars prototo
Gaya bahasa yang melukiskan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
·         Sejak tadi dia tidak kelihatan batang hidungnya.
·         Didatanginya tiap pintu untuk mengharap belas kasih.
·         Iurannya lima ribu rupiah per kepala.
·         Ada lima ekor kucing di depan rumah.

2)      Majas sinekdoke totem pro parte
Gaya bahasa yang melukiskan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
·         Indonesia keluar sebagai juara umum dalam Asean Games.
·         Medan pernah menyelenggarakan FFI dua kali.
·         Polisi-polisi Komtabes menangkap pencuri itu.
·         SMK Negeri 4 Malang menjadi juara nasional dalam LKS.

2.      Majas Penegasan
a.       Majas pleonasme
Gaya bahasa penegasan yang mempergunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung alam kata yang diterangkannya.
Contoh:
·         Mulailah kami mengarungi samudra luas.
·         Salju putih sudah mulai turun.
·         Ia tidak naik ke atas.
·         Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri.

b.      Majas repetisi
Gaya bahasa penegasan dengan mengulang sepetah kata berkali-kali dalam kalimat.
Contoh:
·         Cinta adalah keindahan, cinta adalah kebahagiaan, dan cinta adalah pengorbanan.
·         Selama bumi kupijak, selama langit membentang, dan selama hayat masih dikandung badan, aku akan setia kepadamu.
·         Di sini dia dilahirkan, di sini dia berjuang, dan di sini dia dikuburkan.
·         Bahagia tidak ditentukan oleh harta, bahagia tidak ditentukan oleh kedudukan, tetapi bahagia ditentukan oleh hati manusia itu sendiri.

c.       Majas tautologi
Gaya bahasa penegasan dengan mengulang kata yang sama atau bersinonim secara beriringan dalam suatu kalimat.
Contoh:
·         Disuruhnya aku sabar, sabar juga ada batasnya.
·         Aku akan pergi, pergi ke tempat yang belum pernah kudatangi.
·         Ia mengasihi, mencintai suami dengan tulus.
·         Kita akan berjumpa tanggal 17 Agustus, hari kemerdekaan RI tahun depan.

d.      Majas klimaks
Gaya bahasa penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin memuncak.
Contoh:
·         Sejak menyemai benih, tumbuh, hingga menuainya, aku sendiri yang mengerjakannya.
·         Jangankan sebulan, setahun, sewindu pun akan kutunggu.
·         Apalagi seribu, sepuluh ribu, sejuta pun akan kubayar.
·         Lagu itu menjadi idola anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua.

e.       Majas antiklimaks
Gaya bahasa penegasan yang bertentangan dengan gaya bahasa klimaks, gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin melemah atau menurun tingkatannya.
Contoh:
·         Jangankan seribu, atau seratus, serupiah pun tak ada.
·         Dari pejabat tinggi, menengah, sampai rendah turut merasakan kebersamaan itu.
·         Tahunan, bulanan, mingguan, harian produksi itu diperhitungkan.
·         Dalam pidatonya mula-mula ia berteriak-teriak, lima menit kemudian suaranya parau, dan akhirnya pingsan.

f.       Majas retoris
Gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kaimat tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya.
Contoh:
·         Mana mungkin orang mati hidup kembali?
·         Siapakah yang melarangmu berbuat bijak?
·         Apatah dayaku seorang wanita?
·         Oh Tuhan, apakah salahku hingga aku miskin begini?

g.       Majas paralelisme
Gaya bahasa penegasan yang dipakai dalam puisi dengan mengulang kata-kata. Gaya bahasa paralelisme dibagi menjadi anapora dan epipora.
1)      Majas anapora
Gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau kelompok kata yang sama di depan tiap-tiap larik dalam puisi secara berulang-ulang.
Contoh:
Tanpamu aku merana
Tanpamu aku sengsara
Tanpamu aku menderita

2)      Majas epipora
Gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau kelompok kata yang sama pada akhir larik dalam puisi secara berulang-ulang.
Contoh:
Ketika makan aku ingat kamu
Saat terdiam aku ingat kamu
Pada waktu akan tidur pun aku ingat kamu

3.      Majas Pertentangan
a.       Majas paradoks
Gaya bahasa pertentangan yang hanya kelihatan pada arti kata yang berlaanan. Padahal maksud sesungguhnya tidak karena objeknya berlainan.
Contoh:
·         Hatinya sunyi tinggal di Kota jakarta yang ramai ini.
·         Ia mati kelaparan di tengah kekayaan yang berlimpah.
·         Dia tertawa meski hatinya menangis.
·         Ia kaya raya tetapi hatinya miskin.

b.      Majas antitesis
Gaya bahasa pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
·         Cantik atau jelek, kaya atau miskin bukanlah suatu ukuran.
·         Tinggi rendah derajatmu ditentukan oleh tingkah lakumu sendiri.
·         Suka duka hidup ini membuat kami makin menyatu.
·         Besar kecil, tua muda semua ikut merayakan keberhasilannya.

4.      Majas Sindiran 
a.       Majas ironi
Gaya bahasa sindiran halus yang dipakai untuk menyindir lawan bicara yang dikatakan sebaliknya dari kenyataan sebenarnya.
Contoh:
·         Wah bagus benar nilai ulanganmu hingga dapat merah semua.
·         Indah sekali tulisanmu hingga tak terbaca sama sekali.
·         Pagi benar engkau datang, ini baru pukul dua belas siang.
·         Rapi sekali kamarmu, sampai semua barang tak berada ditempat yang seharusnya.

b.      Majas sinisme
Gaya bahasa yang mengandung sindiran tajam, lebih tajam dari ironi.
Contoh:
·         Muak aku melihat tingkahmu.
·         Sakit telingaku mendengar engkau menyanyi.
·         Muntah aku mencium bau badanmu.
·         Lagakmu sungguh menyebalkan.

c.       Majas sarkasme
Gaya bahasa sindiran secara kasar bahkan kadang-kadang merupakan cemoohan.
Contoh:
·         Kalau tak mau dengar aku, mampuslah kau!
·         Kurang ajar, belum enyah juga kau dari hadapanku!
·         Dasar monyet, bertingkah tak karuan!
·         Pergilah ke neraka!


MAJAS DALAM PUISI

A.     PENGERTIAN MAJAS
Majas merupakan permainan bahasa untuk memperoleh efek estetis, untuk memaksimalkan ekspresi, serta memperoleh kesan atau rasa tertentu.

B.     MAJAS DALAM PUISI
  1. Metafora (perbandingan langsung)
Contoh:
a.       Engkaulah putri duyung tawananku. (Rendra)
b.      Aku ini binatang jalang (Chairil Anwar)
c.       Kaulah kandil kemerlap, pelita jendela di malam gelap (Amir Hamzah)

  1. Simile (persamaan)
Contoh:
a.       Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya (Amir Hamzah)
b.      Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam menyirak kelopak (Amir Hamzah)
c.       Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu (Chairil Anwar)

  1. Personifikasi (pengorangan)
Contoh:
a.       Sepi menyanyi malam dalam mendoa tiba (Chairil Anwar)
b.      Bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk para (Rendra)
c.       Ajal bertahta sambil berkata “Tujukan perahu ke pangkuanku saja” (Chairil Anwar)

  1. Hiperbola (melebih-lebihkan)
Contoh:
a.       Aku mau hidup seribu tahun lagi (Chairil Anwar)
b.      Rintihnya tersebar selebar tujuh desa (Rendra)
c.       Berjuta-juta harapan ibu dan bapak (Rendra)

  1. Sinekdok pars prototo (penyebutan sebagian untuk seluruh)
Contoh:
a.       Hari ini kita tangkap tangan-tangan kebatilan yang selama ini mengenakan seragam kebesaran (Taufiq Ismail)
b.      Penderitaan mengalir dari parit-parit wajah rakyat (Rendra)
c.       Daging kita satu, arwah kita satu (Sutardji Colsum Bahri)

  1. Sinekdok totem proparte (penyebutan seluruh untuk sebagian)
Contoh:
a.       Para petani bekerja, berumah di gubuk-gubuk tanpa jendela (Rendra)
b.      Politisi dan pejabat tinggi adalah calo-calo yang rapi (Rendra)
c.       Kau massa pekerja Indonesia/Kau mati di laut menangkap ikan (Hr Bandaharo)

  1. Ironi (sindiran halus), sinisme (sindiran kasar), sarkasme (sindiran sangat kasar)
Contoh:
a.       Seorang ketika digiring, tersedu/membuka sendiri tanda kebesaran di pundaknya (Taufiq Ismail)
b.      Yang kami minta hanyalah sebuah bendungan saja/tidak tugu atau tempat main bola/air mawar warna-warni (Taufiq Ismail)

  1. Tautologi (penggunaan kata-kata senada untuk menyangatkan)
Contoh:
a.       Hingga hilang pedih perih (Chairil Anwar)
b.      Mereka, cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa (Hartoyo Andangjaya)

  1. Simbolik (penggunaan simbol atau lambang untuk menggantikan orang atau hal)
Contoh:
a.       Burung dara jantang/yang dulu kau pelihara/kini telah terbang menemui jodohnya (Rendra)
b.      Kapal perahu tiada berlaut/menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut (Chairil Anwar)
c.       Jalan sudah bertahun kau tempuh/perahu yang bersama kan merapuh (Chairil Anwar)

  1. Repetisi (pengulangan kata-kata yang sama dalam suatu baris kalimat)
Contoh:
a.       Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan hati tak jatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati (Sutardji Colsum Bahri)
b.      Menoleh ke kiri, menoleh ke kanan dalam usaha tak menentukan (Rendra)

  1. Paralelisme (pengulangan kata atau frase antarbaris-baris puisi)
Contoh:
a.       Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa             (Amir Hamzah)
b.      Bikin sendiri saja udara mana kau suka
Bikin sendiri saja bumi mana kau suka
Bikin sendiri saja rasa mana kau suka
Bikin sendiri saja logika mana kau suka    (Yudhistira A.M.)

            Pengulangan kata atau frasa pada awal baris disebut anafora
            Pengulangan di akhir baris disebut epipora
            Ada juga pengulangan di tengah
            Contoh:
a.       Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kau memandang               (Chairil Anwar)
b.      Mimpi bakal kehabisan warna
Nasib bakal kehabisan garis
Tenaga bakal kehabisan makna                 (Yudhistira A.M.)

  1. Paradoks (gambaran dua hal atau keadaan yang kontras)
Contoh:
a.       Dunia tambah beku di tengah derap suara menderu (Toto Sudarto Bakhtiar)
b.      Senyummu terlalu kekal untuk mengenal duka (Toto Sudarto Bakhtiar)
c.       Istri menjadi sangat penting bagi kita justru keika kita mulai melupakannya (Darmanto Jatman)

  1. Klimaks (pengungkapan yang makin menguat atau menghebat)
Contoh:
Empat pulub sembilan tangga kemiskinan
Hari panas
Lima puluh sembilan tangga kemiskinan
Hari sengangar
Enam puluh sembilan tangga kemiskinan
Hari terbakar                                                                (Taufiq Ismail)

  1. Antiklimaks (pengungkapan yang makin melemah atau menurun)
Contoh:
Pada langkah pertama keduanya sama baja
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo                  (Rendra)



PUISI

A.     PENGERTIAN PUISI
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna.
Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu.
Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dikarenakan oleh pemadatan segala unsur bahasa.

B.     CIRI-CIRI PUISI
1.      Terdapat pemadatan unsur bahasa.
2.      Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, dan ditaur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
3.      Berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif.
4.      Bahasa yang digunakan bersifat konotatif.
5.      Dibentuk oleh struktur fisik (tipografi, diksi, majas, rima, dan irama) serta struktur batin (tema, amanat, perasaan, nada, dan suasana puisi).

C.     UNSUR-UNSUR PUISI
1.      Unsur fisik
a.       Diksi                      : pilihan kata
b.      Pengimajian           : susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman imajinasi
c.       Majas                     : permainan bahasa atau pengiasan yang digunakan sebagai efek estetis
d.      Rima                      : pengulangan bunyi atau persamaan-persamaan bunyi
e.       Ritma                     : perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang teratur
f.       Tipografi                : bentuk fisik

2.      Unsur batin
a.       Tema                     : pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair
b.      Perasaan                : sikap penyair terhadap pokok persoalan yang ditampilkan
c.       Nada                      : sikap penyair terhadap pembaca
d.      Suasana                 : keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi




PENALARAN DALAM PENGAMBILAN KESIMPULAN

A.     PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran adalah suatu proses berpikir untuk menghubung-hubungkan fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.

B.     JENIS-JENIS PENALARAN
1.      Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif dilakukan terhadap data atau pernyataan umum untuk kemudian ditarik kesimpulan yang khusus.

a.      Silogisme
Silogisme disebut juga penalaran deduktif secara tidak langsung.
Silogisme memerlukan dua premis.
Premis adalah sesuatu yang dianggap benar sebagai dasar penarikan kesimpulan.
Premis yang pertama disebut premis umum (PU) dan premis kedua disebut premis khusus (PK).
Dari kedua premis tersebut kesimpulan dirumuskan.

Rumus Silogisme       
Kesimpulan disusun dari         PU       à  P Mayor à sebagai predikat
                                                PK       à  P Minor à sebagai subjek
atau
PU       : A -- B
PK       : C -- A
K         : C -- B

Contoh:
PU       : Binatang menyusui melahirkan anak dan tidak bertelur.
PK       : Ikan Paus binatang menyusui.
K         : Ikan Paus melahirkan anak dan tidak bertelur.

b.      Entimen
Entimen merupakan penalaran deduktif secara langsung.
Dalam hal ini kesimpulan dirumuskan hanya berdasarkan satu premis.
Oleh karena itu entimen disebut juga silogisme yang diperpendek.

Contoh:
Silogisme
PU       : Hakim yang baik tidak menerima uang suap.
PK       : Bu Hany hakim yang baik.
K         : Bu Hany tidak menerima uang suap.

Entimen
Bu Hany tidak mau menerima uang suap karena ia hakim yang baik.

c.       Akibat à Sebab-sebab
Cara berpikir yang bertolak dari suatu akibat lalu ditelusuri sebab-sebabnya.
Contoh:
Di mana-mana banjir. Bagaimana tidak, hutan ditebangi. Bantaran sungai dibangun rumah. Selain itu, banyak sampah menutupi saluran air.

d.      Sebab à Akibat-akibat
Cara berpikir yang bertolak dari suatu sebab lalu ditelusuri kemungkinan-kemungkinan akibatnya.
Contoh:
Suku bunga Bank Sentral AS naik. Dolar yang beredar di pasar akan banyak terserap ke bank oleh kebijakan ini. Nilai dolar AS terhadap mata uang asing lainnya dipastikan akan anik. Rupiah tentunya akan mengalami tekanan.

2.      Penalaran Induktif
Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa khusu menuju pada kesimpulan umum.

a.      Generalisasi
Penyajian fakta-fakta atau kejadian yang bersifat khusu untuk mengambil kesimpulan umum.
Contoh:
Besi adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai. Baja adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai. Tembaga adalah jenis logam, jika dipanaskan memuai. Semua jenis logam jika dipanaskan memuai.

b.      Sebab-sebab à Akibat
Penyajian sejumlah sebab mnuju simpulan yang berupa akibat.
Contoh:
Produksi nasional meningkat dan menggembirakan. Pertanian, perdagangan, industri dan komunikasi dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Posisi Indonesia semakin kuat. Oleh karena itu, wajar jika Indonesia berani menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.

c.       Akibat-akibat à Sebab
Penyajian sejumlah akibat menuju simpulan yang berupa sebab.
Contoh:
Kemarin Agus tidak masuk sekolah. Hari ini pun tidak. Tadi pagi ayahnya pergi ke apotek untuk membeli obat. Kemungkinan besar Agus sakit.

d.      Sebab à Akibat berantai
Sebab menimbulkan akibat, akibat ini menimbulkan akibat selanjtnya, demikian seterusnya.
Contoh:
Harga BBM dinaikkan karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga BBM naik, tentu biaya angkutan pun naik. Jika biaya angkutan naik pasti harga barang naik pula. Naiknya harga barang terasa berat bagi rakyat berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, kenaikan barang harus diimbangi dengan upaya untuk menaikkan pendapatan rakyat.

e.       Analogi
Pengambilan kesimpulan dengan anggapan baha jika dua hal memiliki beberapa kesamaan, maka dalam aspek lain pun memiliki kesamaan.
Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan bintang yang berjuta-juta beredar dengan teratur seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptaya, yaitu manusia yang pandai, teliti, dan bijaksana. Alam yang mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tentu juga ada penciptanya, yaitu Yang Mahakuasa.


3.      Campuran (Deduktif-Indukif)
Pola ini bertolak dari sutu pernyataan umum diikuti penjelasa (alasan, contoh, data, atau fakta) yang bersifat khusus, lalu kembali meruuskan simpulan umum sebagai penegasan.
Contoh:
Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sungguh penting. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi hati kepada sesamanya. Dengan bahasa itu pula manusia mewarisi dan mewariskan, menerima dan memberikan pengetahuan dari pengalaman kepada sesamanya. Bahkan dengan bahasa pula manusia dapat mengekspresikan jiwa seninya. Dengan demikian jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat enting dalam kehidupan manusia.


BENTUK-BENTUK PERTALIAN MAKNA KATA

A.  KATA UMUM dan KATA KHUSUS
1.     Kata Umum
Kata umum adalah kata yang ruang lingkup maknanya mencakup hal-hal umum dan menyangkut aspek-aspek yang lebih luas.
2.     Kata Khusus
Kata khusus adalah kata yang ruang lingkup maknanya mencakup hal-hal yang sempit atau hanya meliputi aspek-aspek tertentu.

Contoh
No.
Kata bermakna umum
Kata bermakna khusus
1.
Hewan
a.       Kuda
b.      Kelinci
c.       Kucing
2.
Serangga
a.       Belalang
b.      Kupu-kupu
c.       Nyamuk

B.  SINONIM
Sinonim adalah kata yang sama atu hampir sama maknanya.
Contoh
1.   angin = bayu = badai = topan → udara yang bergerak
2.   mati = wafat = meninggal = gugur = tewas = mampus = mangkat →  tidak bernyawa

Meskipun memiliki makna yang mirip, sinonim kata tidak selalu bisa menggantikan posisi kata dalam sebuah kalimat.
Contoh dalam kalimat
1.      a. Angin bertiup sepoi-sepoi menyejukkan badan.
b. Badai bertiup sepoi-sepoi menyejukkan badan. * (?)
2.      a. Jenderal Sudirman gugur di medan pertempuran.
b. Wafatnya Chairil Anwar diperingati sebagai hari pujangga.

C.  ANTONIM
Antonim adalah kata-kata yang berbeda atau berlawanan maknanya.
Kata-kata yang berantonim dapat dibedakan atas tiga macam:
a.       Antonim berlawanan bertingkat
Suatu kata disebut berlawanan bertingkat apabila terdapat tingkatan pada kata yang berlawanan tersebut.
Yang tergolong kata berlawanan bertingkat biasanya kata sifat.
Contoh:
    • panas >< dingin
    • jauh >< dekat
    • berat >< ringan
b.    Antonim berlawanan kembar
Suatu kata disebut berlawanan kembar apabila kata-kata yang berlawanan makna tersebut terbatas pada dua unsur saja.
Yang tergolong kata berlawanan kembar pada umumnya kata benda.
Contoh:
    • jasmani >< rohani
o   jantan >< betina
o   putra >< putri
c.    Antonim berlawanan kebalikan
Suatu kata disebut berlawanan kebalikan apabila terdapat hubungan timbal balik.
Yang tergolong kata berlawanan kebalikan pada umumnya kata benda dan kata kerja.
Contoh:
    • utara >< selatan
o   guru >< murid
o   pergi >< pulang

D.  HOMONIM
Homonim adalah kata-kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi memiliki makna yang berbeda.
Contoh
1.    genting
a.  Karena perang, kota itu tampak sangat genting. →  (genting = gawat)
b.  Kakak sedang memperbaiki genting yang bocor. → (genting = atap)
2.    jarak
a. Ayah sedang menanam pohon jarak. → (jarak = nama pohon)
b. Jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh. →  (jarak = ukuran)

E.  HOMOGRAF
Homograf adalah kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda.
Contoh
1.    seri I = berseri-seri → gembira
seri II = bermain seri → seimbang
2.    teras I = pejabat teras → inti
teras II = teras rumah → bagian halaman
3.    apel I = makan apel → buah
apel II = apel bendera → upacara
apel III = kencan → bertemu

F.  HOMOFON
Homofon adalah kata yang cara pelafalannya sama, tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh
1.  kol I = sayur kol → tanaman
kol II = naik colt → kendaraan
2.  bang I = Bang Agus → kakak
bang II = bunga bank → keuntungan

Hubungan Kata
Penulisan
Pelafalan
Makna
Homonim
sama
sama
berbeda
Homograf
sama
berbeda
berbeda
Homofon
berbeda
sama
berbeda

G.  POLISEMI
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak makna.
Contoh
Kata KEPALA bermakna bagian tubuh di atas leher, tempat otak dan pusat jaringan saraf.
Selain makna tersebut, KEPALA digunakan dalam konteks yang lain, diantaranya:
a.      bagian benda sebelah atas atau bagian depan, contoh: kepala tongkat, kepala surat
b.      pemimpin atau ketua, contoh: kepala kantor, kepala daerah
c.       sebagai kiasan atau ungkapan, contoh: kepala udang, kepala dua, dan besar kepala

Contoh kata berpolisemi dalam kalimat
1.      a. Agi jatuh dari bangku. → meluncur turun dengan cepat
b. Rupanya ia jatuh hati pada jejaka itu. → menaruh cinta
c. Usaha paman sedang jatuh sekarang. → bangkrut
d. Ulang tahun Aji jatuh pada hari raya. → bertepatan dengan
2.   a. Setiap bulan ia menerima gaji. → kalender
b. Bulan bersinar menerangi bumi. → benda langit



MAKNA KATA

PENGERTIAN MAKNA KATA
Makna kata berarti maksud atau arti suatu kata atau isi suatu pembicaraan
Makna kata dapat diketahui melalui kamus.
Namun demikian, makna kata bisa mengalami perubahan yang disebabkan oleh penggunaanya dalam kalimat serta situasi penggunaannya.

JENIS-JENIS MAKNA KATA
A. MAKNA REFERENSIAL
Makna referensial adalah makna kata yang mengacu pada referen atau sesuatu yang diwakili.
CONTOH
            1. kursi → tempat duduk
            2. emas → logam mulia

B. MAKNA KONTEKSTUAL
Makna kontekstual atau disebut juga makna situasional adalah makna kata yang berkaitan dengan konteks atau situasi.
CONTOH
            1. Pejabat memperebutkan kursi.
                        kursi → jabatan
            2. Dewi adalah anak emas guru seni.
                        anak emas → kesayangan

C.  MAKNA LEKSIKAL
Makna leksikal adalah makna kata menurut kamus.
CONTOH
1.   bunga → bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya
2.   buaya → binatang berdarah dingin yang merangkak/reptilia bertubuh besar dan berkulit keras, bernapas dengan paru-paru, hidup di air sungai/laut

D.  MAKNA GRAMATIKAL
Makna gramatikal atau disebut juga sebagai makna struktural adalah makna kata yang terjadi karena adanya proses gramatikal, yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Contoh makna gramatikal/struktural
a.       bunga
1.      afiksasi → berbunga → menghasilkan bunga
2.      reduplikasi → bunga-bunga → banyak bunga
3.      komposisi → bunga desa → gadis cantik
b.      buaya
1.      afiksasi → membuaya → menyerupai buaya
2.      reduplikasi → buaya-buaya → banyak buaya
3.      komposisi → buaya darat → penggemar wanita

E.  MAKNA DENOTATIF
Makna denotatif adalah makna kata yang sebenarnya, makna objektif.
CONTOH
1.      kepala → bagian tubuh yang berada di atas leher
2.      meja hijau → meja yang berwarna hijau

F.  MAKNA KONOTATIF
Makna konotatif adalah makna kata yang telah mendapatkan tambahan dan menimbulkan nilai rasa.
CONTOH
            1.  Aji menjadi kepala sekolah.
                 kepala → atasan atau pimpinan
            2.  Pencuri dibawa ke meja hijau.
                 meja hijau → pengadilan


PERUBAHAN MAKNA KATA

A.     GENERALISASI
Generalisasi atau perluasan makna kata terjadi apabila cakupan makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya.
Contoh Kata
Makna Asal
Makna Baru
berlayar
mengarungi lautan dengan kapal layar
mengarungi lautan dengan berbagai jenis kapal
ibu
Orang tua perempuan yang melahirkan kita
setiap perempuan dewasa, nyonya
bapak
Orang tua kandung laki-laki kita
setiap lelaki dewasa, tuan
saudara
orang yang seibu sebapak
orang yang sama kedudukannya
putra
anak laki-laki raja
semua anak laki-laki
putri
anak perempuan raja
semua anak perempuan
ikan
lauk-pauk
teman nasi, tidak terbatas pada ikan saja

B.     SPESIALISASI
Spesialisasi atau penyempitan makna kata terjadi apabila makna suatu kata lebih sempit cakupannya dari makna asalnya.
Contoh Kata
Makna Asal
Makna Baru
ulama
orang yang berilmu
pemuka dalam agama islam
pendeta
orang pandai
pemuka dalam agama kristen
sarjana
cendekiawan
gelar universitas
sastra
tulisan
karya seni bermeduakan bahasa
gadis
anak dara
perawan
pesawat
semua alat yang mempermudah pekerjaan
kapal terbang

C.     AMELIORASI
Ameliorasi adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih tinggi daripada kata lain yang sudah ada sebelumnya.
Contoh Kata
Makna Asal
Makna Baru
perempuan
wanita
lebih tinggi dari wanita
istri
bini
lebih tinggi dari bini
pembantu
babu
lebih tinggi dari babu
suami
laki
lebih tinggi dari laki
pria
laki-laki
lebih tinggi dari laki-laki
melahirkan
beranak
lebih tinggi dari beranak
tunanetra
buta
lebih tinggi dari buta

D.     PEYORASI
Peyorasi adalah perubahan makna kata yang nilainya menjadi lebih rendah daripada makna asalnya.
Contoh Kata
Makna Asal
Makna Baru
fundamentalis
orang yang berpegang teguh pada prinsip
orang yang hidup eksklusif, mengutamakan kekerasan
gerombolan
orang-orang yang berjalan secara bergerombol
kelompok pengacau
kroni
sahabat
kawan dari seorang penjahat
kaki tangan
orang kepercayaan
orang yang biasa disuruh untuk berbuat kejahatan

E.     SINESTESIA
Sinestesia adalah perubahan makna kata akibat pertukaran tanggapan sntara dua indra yang berlainan.
Contoh Kata
Makna Asal
Makna Baru
Kata-katanya pedas.
indra pengecap
indra pendengaran
Wajahnya dingin-dingin saja.
indra peraba
indra penglihatan
Suaranya sangat indah.
indra penglihatan
indra pendengaran
Sikapnya memang kasar.
indra peraba
indra penglihatan
Nasihatnya menyejukkan hati.
indra peraba
indra pendengaran
F.      ASOSIASI
Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan sifat.
Contoh Kata
Makna Asal
Makna Baru
amplop
wadah untuk memberi uang
suap
buaya
binatang buas
orang jahat
kepala
organ tubuh paling atas
atasan
menjilat
mengulurkan lidah untuk merasa
menyenangkan orang lain untuk sesuatu
tergelincir
terpeleset
terjerumus ke dalam dosa


TEKNIK PENULISAN DAFTAR PUSTAKA/RUJUKAN
A.       Pengertian
§  Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung.
§  Daftar rujukan disusun sesuai abjad.

B.       Unsur-unsur
Urutan dasar:
penulis. tahun penerbitan. judul tulis miring. kota tempat terbit: penerbit.
§  Nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik.
§  Tahun penerbitan
§  Judul, termasuk anak judul (subjudul) ditulis miring
§  Kota tempat penerbitan
§  Nama penerbit

Contoh
Amran, Tasai Saiful. 1980. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan
Chaer, Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.
Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya.

TEKNIK PENULISAN CATATAN KAKI

Aturan:  
1.        dinomori sesuai dengan nomor kutipan
2.        tempatkan di bagian bawah halaman
3.        setiap bab dimulai nomor 1
4.        ketik spasi tunggal, antara catatan kaki ketik spasi ganda
5.        urutan dasar:
nama pengarang tidak dibalik,  judul buku ditulis miring, (kota penerbit: penerbit, tahun penerbit), halaman.
Contoh:
1) Wasty Sumantri, Alternatif Pendidikan Wiraswasta Menuju Era Tinggal Landas, (Surabaya: Usaha Nasional, 1990) halaman 27.




UNGKAPAN ATAU IDIOM
A.     PENGERTIAN
Ungkapan atau idiom adalah gabungan kata atau frasa yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya atau unsur-unsur yang membentuknya.

B.     PENGGOLONGAN UNGKAPAN ATAU IDIOM
1.      Berdasarkan bentuk
a.       Ungkapan atau idiom penuh, yaitu ungkapan atau idiom yang maknanya tidak tergambar dari unsur-unsur pembentuknya.
Contoh:
menjual gigi maknanya tertawa keras-keras
b.      Ungkapan atau idiom sebagian, yaitu ungkapan atau idiom yang maknanya masih tergambar pada salah satu unsur pembentuknya.
Contoh:
harga mati maknanya harga yang tidak bisa ditawar-tawar lagi

2.      Berdasarkan kata yang membentuknya
a.       Ungkapan atau idiom dengan bagian tubuh
Contoh:
§  Lapang hati                  : sabar
§  Mendarah daging         : sudah menjadi kebiasaan
§  Kepala batu                 : tidak mau menurut perintah orang lain
b.      Ungkapan atau idiom dengan kata indra
Contoh:
§  Muka manis                 : menarik hati
§  Kurus kering                : kurus sekali
§  Uang panas                  : uang tidak halal
c.       Ungkapan atau idiom dengan nama warna
Contoh:
§  Jago merah                  : api kebakaran
§  Hitam di atas putih       : dengan tertulis
§  Berputih tulang            : mati
d.      Ungkapan atau idiom dengan nama binatang
Contoh:
§  Kambing hitam            : orang yang dipersalahkan
§  Kabar burung               : kabar yang tidak bisa dipercaya karena belum tentu kebenarannya
§  Kelas kambing             : kelas yang paling murah
e.       Ungkapan atau idiom dengan bagian tumbuh-tumbuhan
Contoh:
§  Batang air                    : sungai
§  Buah pena                   : karangan
§  Sebatang kara              : hidup seorang diri
f.       Ungkapan atau idiom dengan kata bilangan
Contoh:
§  Setengah hati               : tidak bersungguh-sungguh
§  Bersatu hati                  : seia sekata
§  Kaki lima                     : lantai di muka atau di tepi jalan
g.       Ungkapan atau idiom dengan nama benda-benda alam
Contoh:
§  Bintang kelas               : murid yang paling baik
§  Kejatuhan bulan          : beruntung besar
§  Pagi buta                      : dinihari antara pukul 04.30—05.00


KALIMAT EFEKTIF

SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
  1. LENGKAP
  2. LOGIS
  3. CERMAT
  4. GRAMATIKAL
  5. JELAS

1.      KALIMAT LENGKAP
Kalimat yang berisi satu pernyataan pikiran lengkap dan minimal terdiri dari subjek dan predikat.
Contoh:
a.      Mereka pergi ke Bandung.
    S         P           K
b.      Dia makan.
S        P
c.       Dia ke Bandung.
 S          P
d.      Gula manis.
   S       P
e.       Ayahku presiden.
     S             P
f.        Kucingku lima.
    S            P
Catatan:
Predikat bisa berupa:
§  kata kerja → pergi, makan
§  kata keterangan → ke Bandung, tadi pagi
§  kata sifat → manis, cantik
§  kata benda → presiden, petani
§  kata bilangan → lima, dua

2.      KALIMAT LOGIS
Kalimat yang masuk akal atau nalar.
Contoh:
a.       Pencuri itu berhasil ditangkap polisi. → (kalimat tidak logis)
Polisi berhasil menangkap pencuri. → (kalimat logis)
Secara sekilas kalimat tersebut tidak bermasalah, tetapi jika dinalar kalimat tersebut menjadi kalimat yang tidak sefektif karena tidak masuk akal.
Ketidaklogisan kalimat tersebut yaitu tidak ada seorang pencuri pun yang ingin berhasil ditangkap oleh polisi. Kalimat yang masuk akal adalah polisi berhasil menangkap pencuri.

b.      Agus memanjat kelapa. → (kalimat tidak logis)
Agus memanjat pohon kelapa. → (kalimat logis)
Kalimat tersebut biasa kita ketahui sehari-hari, padahal kalimat tersebut tidak masuk akal.
Letak ketidaklogisan kalimat itu yaitu untuk apa kelapa dipanjat, seharusnya yang dipanjat adalah pohonnya bukan kelapanya.

3.      KALIMAT CERMAT
Kalimat yang hemat dan padat isi.
Contoh:
a.      Gadis yang mengenakan baju berwarna biru itu kekasih saya. → (kalimat tidak cermat)
Gadis yang berbaju biru itu kekasih saya. → (kalimat cermat)
Penggunaan kata mengenakan baju kurang cermat karena sama artinya dengan berbaju, maka agar menjadi kalimat efektif dipilih kata berbaju.
Penggunaan kata berwarna biru juga kurang cermat, karena kata biru sudah mengacu pada warna.

b.      Ia lahir pada hari Sabtu tanggal 14 bulan Mei tahun 2000. → (kalimat tidak cermat)
Ia lahir pada Sabtu, 14 Mei 2000. → (kalimat cermat)
Penggunaan kata hari, tanggal, bulan, dan tahun tidak perlu disertakan jika sudah jelas ada Sabtu, 14 Mei 2000.

4.      KALIMAT GRAMATIKAL
Kalimat yang memenuhi kaidah atau aturan tatabahasa yang berlaku.
Kegramatikalan suatu kalimat dapat dilihat dari hal berikut.
a.       Struktur kalimat
Contoh:
§  Saya akan tanyakan masalah ini kepada guru. → (kalimat tidak gramatikal)
Saya akan menanyakan masalah ini kepada guru. → (kalimat gramatikal)

§  Kata-katamu tidak dipahami olehku. → (kalimat tidak gramatikal)
Kata-katamu tidak kupahami. → (kalimat gramatikal)

b.      Penggunaan imbuhan
Contoh:
§  Aji cubit Putra. → (kalimat tidak gramatikal)
Aji mencubit Putra. → (kalimat gramatikal)
§  Musuh membom kota tadi pagi. → (kalimat tidak gramatikal)
Musuh mengebom kota tadi pagi. → (kalimat gramatikal)


c.       Pilihan kata
Contoh:
§  Michel melakukan aktifitas dengan semangat. → (kalimat tidak gramatikal)
Michel melakukan aktivitas dengan semangat. → (kalimat gramatikal)
§  Analisa tersebut dapat dipertanggung jawabkan. → (kalimat tidak gramatikal)
Analisis tersebut dapat dipertanggungjawabkan. → (kalimat gramatikal)

5.      KALIMAT JELAS
Kalimat yang tidak menimbulkan makna ganda (ambigu).
Contoh:
a.       Anak pegawai yang nakal itu ditahan polisi. → (kalimat ambigu)
Anak nakal pegawai itu ditahan polisi. → (kalimat tidak ambigu)
(yang nakal adalah anak dari pegawai)

b.      Pelantikan Rektor UM yang baru itu dilaksanakan di Sasana Budaya. → (kalimat ambigu)
Pelantikan Rektor baru UM dilaksanakan di Sasana Budaya. → (kalimat tidak ambigu)
(yang baru adalah Rektor UM)


FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KALIMAT TIDAK EFEKTIF

1.      KALIMAT TIDAK LENGKAP
Kalimat yang tidak memiliki SUBJEK atau PREDIKAT atau SUBJEK dan PREDIKAT.
Contoh:
a.       Hebat sekali! → (kalimat yang tidak jelas subjek dan predikatnya)
Engkau hebat sekali! → (kalimat yang jelas subjek dan predikatnya)
    S             P

b.      Tidur? → (kalimat yang tidak jelas subjek dan predikatnya)
Dia tidur? → (kalimat yang jelas subjek dan predikatnya)
        S     P

c.       Merah, kuning, hijau. → (kalimat yang tidak jelas subjek dan predikatnya)
Warnanya merah, kuning, dan hijau. → (kalimat yang jelas subjek dan predikatnya)
        S                         P

2.      KONTAMINASI ATAU RANCU
Kalimat yang rancu atau mengalami kontaminasi merupakan kalimat yang kacau dalam proses pembentukannya.
Contoh:
a.       Gedung itu akan dipertinggikan. → (kalimat rancu)
Gedung itu akan ditinggikan. → (kalimat yang jelas)
Gedung itu akan dipertinggi. → (kalimat yang jelas)
(ditinggikan/dipertinggi → dibuat lebih tinggi)

b.      Jalan Surabaya akan diperlebarkan. → (kalimat rancu)
Jalan Surabaya akan diperlebar. → (kalimat yang jelas)
Jalan Surabaya akan dilebarkan. → (kalimat yang jelas)
(dilebarkan/diperlebar → dibuat lebih lebar)

3.      PLEONASME ATAU TUMPANG TINDIH
Pleonasme atau tumpang tindih merupakan penggunaan kata-kata yang tidak perlu karena maksudnya sama.
Contoh:
a.       Agnetuz diminta naik ke atas. → (kalimat tumpang tindih)
Agnetuz diminta naik. → (kalimat yang tidak mengandung pleonasme)
Agnetuz ke atas. → (kalimat yang tidak mengandung pleonasme)
(naik ke atas → naik pasti ke atas → dipilih salah satu)

b.      Dimas maju ke depan. → (kalimat tumpang tindih)
Dimas maju. → (kalimat yang tidak mengandung pleonasme)
Dimas ke depan. → (kalimat yang tidak mengandung pleonasme)
(maju ke depan → maju pasti ke depan → dipilih salah satu)

4.      TERDAPAT KATA DEPAN YANG TIDAK PERLU
Kata depan yang tidak perlu di awal kalimat menyebabkan kalimat tersebut tidak memiliki subjek.
Contoh:
a.       Bagi mereka akan menerima hadiah. → (terdapat kata depan yang tidak perlu)
                K                   P                  O   
Mereka akan menerima hadiah. → (kalimat yang jelas ada subjek dan predikat)
          S                P                O
            (penggunaan kata bagi mereka menyebabkan kalimat itu kehilangan subjek)

b.      Kepada hadirin dimohon berdiri. → (terdapat kata depan yang tidak perlu)
                    K                P           Pel.   
Hadirin dimohon berdiri. → (kalimat yang jelas terdapat subjek dan predikat)
      S            P         Pel.
            (penggunaan kata kepada hadirin menyebabkan kalimat itu kehilangan subjek)

5.      SALAH NALAR/TIDAK MASUK AKAL/TIDAK LOGIS
Kalimat salah nalar merupakan kalimat yang tidak logis atau tidak masuk akal.
Contoh:
a.       Mereka yang pernah ke kutub akan merasakan hawa dingin. → (kalimat tidak logis)
Mereka yang pernah ke kutub telah merasakan hawa dingin. → (kalimat logis)
(jika pernah maka telah bukan pernah kemudian akan)

b.      Waktu dan tempat kami persilakan. → (kalimat tidak logis)
Bapak Pimpinan kami persilakan. → (kalimat logis)
(waktu dan tempat bukanlah orang, maka tidak bisa dipersilakan)

6.      MENGGUNAKAN KATA YANG SALAH KAPRAH
Kesalahan yang sudah umum digunakan.
Contoh:
a.       Setiap Jum’at ia berdo’a. → (penulisan kata yang salah)
Setiap Jumat ia berdoa. → (penulisan kata yang benar)
(penulisan Jum’at dan do’a salah karena tidak sesuai dengan EYD, yang benar adalah Jumat dan doa)

b.      Tenta merubah  jadual belajarnya. → (penulisan kata yang salah)
Tenta mengubah  jadwal belajarnya. → (penulisan kata yang benar)
(penulisan kata merubah salah karena kata dasarnya adalah ubah bukan rubah, jadi jika kata ubah mendapatkan awalan me- menjadi mengubah bukan merubah)
(penulisan kata jadual salah karena tidak sesuai dengan EYD, yang benar adalah jadwal)

7.      PENGARUH BAHASA ASING
Struktur bahasa Inggris sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia.
Contoh:
a.      The man to whom she is married has been twice before.
Kalimat bahasa Inggris tersebut sering diterjemahkan menjadi:
Laki-laki dengan siapa ia menikah telah menikah dua kali.
Seharusnya:
Laki-laki yang menikahinya telah menikah dua kali.

b.      I recently went back to the town where I was born.
Kalimat bahasa Inggris tersebut sering diterjemahkan menjadi:
            Belum lama ini, saya pulang ke kampung di mana saya dilahirkan.
Seharusnya:
            Belum lama ini, saya pulang ke kampung tempat saya dilahirkan.

8.      PENGARUH BAHASA DAERAH
Struktur bahasa Jawa juga sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia.
Contoh:
a.      Omahe Yoji paling gedhe dhewe.
Kalimat bahasa Jawa tersebut sering diterjemahkan menjadi:
Rumahnya Yoji paling besar sendiri.
Seharusnya:
Rumah Yoji yang terbesar.

b.      Sapine Pak Mojo arep didol.
Kalimat bahasa Jawa tersebut sering diterjemahkan menjadi:
            Sapinya Pak Mojo mau dijual.
Seharusnya:
            Sapi milik Pak Mojo akan dijual.



PENGEMBANGAN PARAGRAF


A. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat untuk mengungkapkan satu satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.

B. Penulisan Paragraf
§ 

Kutipan 1
 
awal kalimat masuk lima atau tujuh ketukan
§  meliputi sejumlah kalimat
(satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas)

Ide pokok   ® kalimat topik           Þ fungsi : mengendalikan paragraf
Ide penjelas             ® kalimat penjelas      Þ fungsi : mendukung ide pokok



Kutipan 2
 
 
Contoh paragraf yang tidak baik    =>
           
C. Syarat Paragraf yang Baik

  • Kutipan 3
     
    Kesatuan      Þ semua ide penjelas di bawah kendali ide pokok,
  ide penjelas harus selalu relevan dng ide pokok
                                                                                   
  • Kepaduan    Þ kekompakan antara satu kalimat dengan kalimat
  yang lain dalam paragraf tersebut, yang tampak
  dari penyampaiannya yang urut dan logis.
meliputi:



Kutipan 4
 
 

Kutipan 5
 
                     a. pengulangan kata kunci:                    penuh
                                                                                   berubah bentuk



Kutipan 6
 
 

Kutipan 7
 
                                                                                   sebagian
                                                                                   parafrasa



Kutipan 8
 
 
                                                                                   sinonim

Kutipan 9
 
                                                                                  
                                                                                   hiponim


Kutipan 10
 
b. transisi         :  menggunakan penanda hubung
                           antarkalimat (penanda transisi)


Kutipan 11

 
         c. penggantian  :  menggunakan kata ganti persona
                                                (ia, mereka, ibu, kakak, dsb.)
                                                menggunakan kata ganti penunjuk
(ini, itu, sini, begini, demikian)

  • Kelengkapan Þ  semakin lengkap informasi dalam suatu
paragraf, yang disampaikan melalui
ide/kalimat penjelas, maka semakin baik
paragraf tersebut


Kutipan 12
 


Kutipan 13
 
     paragraf                                                                  paragraf
     tidak lengkap                                                      lengkap
D. Jenis Paragraf Berdasarkan Penempatan Ide Pokok



Kutipan 14
 
 
1)      Paragraf deduktif                     Þ ide pokok di awal paragraf




Kutipan 15
 
 
2)       Paragraf induktif                     Þ ide pokok di akhir paragraf




Kutipan 16
 
 
3)       Paragraf deduktif induktif      Þ ide pokok di awal & akhir paragraf




Kutipan 17
 
 
4)       Paragraf tersirat                       Þ ada ide pokok, tetapi tidak ada
                 kalimat topik



Kutipan 18
 
E. Jenis Paragraf Berdasarkan Teknik Pengembangan Paragraf

§  Teknik Alamiah         
Þ urutan ruang dan waktu

§ 

Kutipan 19

 
Teknik Klimaks/Antiklimaks
            Þ ide pokok di akhir paragraf  (Teknik klimaks)
                 ide pokok di awal paragraf   (Teknik antiklimaks)

§ 

Kutipan 20

 
Teknik Perbandingan/Pertentangan
Þ menyampaikan persamaan  (Teknik perbandingan)
     menyampaikan perbedaan  (Teknik pertentangan)

§  Teknik Analogi          

Kutipan 21
 
            Þ membandingkan sesuatu yang belum diketahui
                dengan yang sudah diketahui

§  Teknik Contoh/Ilustrasi                    

Kutipan 22
 
            Þ kalimat penjelas yang mendukung ide pokok
                 berupa contoh-contoh

§ 

Kutipan 23
 
Teknik Sebab/Akibat 
            Þ ide pokoknya berupa sebab/akibat

§ 

Kutipan 24
 
Teknik Definisi luas   
            Þ ide penjelas merupakan definisi ide pokok

§ 

Kutipan 25
 
Teknik Klasifikasi     
            Þ mengelompokkan berdasarkan persamaan


F. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat Isi
§  Paragraf Narasi
Paragraf narasi merupkan paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian secara kronologis dan bertujuan agar pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan.



Kutipan 26
 
 
§  Paragraf Deskripsi

Kutipan 27
 
Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan.



§  Paragraf Eksposisi

Kutipan 28
 
Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang memaparkan atau menjelaskan sejumlah pengetahuan dan bertujuan agar pembaca mengetahui, memahami, memperoleh informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya.

§  Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang memberikan argumen atau pendapat dan bertujuan untuk membuktikan kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu.



Kutipan 29
 
 


§  Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi merupakan paragraf yang bertujuan mempengaruhi pembaca untuk melakukan tindakan (mengajak atau membujuk) sesuai dengan yang diharapkan penulis.



Kutipan 30
 
 




G. Jenis Paragraf Berdasarkan Tujuan

  • Kutipan 31
     
    Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang menjadi pembuka wacana.


  • Paragraf Penghubung

Kutipan 32
 
Paragraf penghubung merupakan paragraf yang menjadi inti atau penghubung antara paragraf pembuka dan paragraf penutup.

  • Paragraf Penutup
Paragraf penutup merupakan paragraf yang menjadi penutup suatu wacana.

Kutipan 33
 
 




KUTIPAN 1
Pola pengembangan paragraf ialah cara penulis merangkai informasi yang dihimpunnya menurut karangka dan tuntunan tertentu (1). Informasi dituangkan dalam kalimat, kemudian kalimat dirangkai secara berurutan dengan wajar dan berpautan dengan tertib (2). Dalam melaporkan percobaan di laboratorium, misalnya, dengan sendirinya kita akan merangkai kalimat menurut runtunan waktu (3). Pernyataan yang mengemukakan langkah pertama disampaikan lebih dulu, kemudian disusul dengan pernyataan tentang langkah berikutnya, dan seterusnya (4). Sementara itu, pemberian sebuah benda akan mengikuti pola urutan ruang, dalam hal ini setiap bagian dijelaskan kedudukannya terhadap bagian yang lain dalam ruang (5).
            Di dalam sebuah paragraf, biasanya terdapat lebih dari satu pola susunan pernyataan atau rincian (1). Suatu kejadian barangkali akan disajikan dengan su-sunan sebab akibat, sekaligus juga dengan urutan waktu (2). Pola urutan ruang dan waktu biasanya terpakai dengan wajar sejalan dengan maksud uraian seperti contoh laporan laboratorium dan pemerian sebuah benda tersebut di atas (3). Sementara itu, pola susunan yang lain merupakan pilihan penulis dan penggunaannya lebih banyak ditentukan oleh pilihan atau selera penulis (4).

KUTIPAN 2
            Malang terkenal sebagai kota bunga (1). Banyak mahasiswa dari berbagai daerah datang ke Malang (2). Pada malam ini, udara di Malang sangat dingin (3). Penduduk Malang sebagian besar berdagang (4). Kota Malang telah dua kali meraih Adipura, yaitu penghargaan sebagai kota yang bersih dari presiden (5).

KUTIPAN 3
            Setiap negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiri dari kondisi, posisi, dan potensi wilayahnya masing-masing (1). Akan tetapi, tidak setiap wilayah kondisinya memungkinkan, posisinya menguntungkan, atau potensinya cukup untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat yang bermukim di wilayah itu (2). Untuk mengatasinya, dibinalah hubungan internasional yang memungkinkan terbukanya peluang bagi setiap negara untuk mencukupi kebutuhannya dari negara lain melalui jalan damai (3). Namun, untuk mencukupi ke-butuhan ini tidak jarang terjadi suatu negara menempuh jalan kekerasan (4). Oleh sebab itu, masalah utama setiap negara, selain meningkatkan kesejahtera-an negaranya, juga mempertahankan eksistensinya dengan menjaga kemerde-kaan, kedaulatan, kesatuan bangsa, dan keutuhan wilayahnya (5).

KUTIPAN 4
            Langkah pertama yang perlu kita lakukan dalam mengajarkan sesuatu, ialah menentukan tujuan  mengajarkan sesuatu itu. Tanpa tujuan yang jelas, maka materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita susun, tidak akan banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar-mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

KUTIPAN 5
            Menghadapi kondisi ini, Yuwono berpendapat bahwa pihak Indonesia harus bersikap terbuka terhadap teropongan orang-orang luar. Keterbukaan ini bukan saja pada insiden Dili, tetapi juga, misalnya, pada kasus-kasus Aceh, Lampung, dan Kedungombo.

KUTIPAN 6
            Naskah Perdamaian Kamboja telah ditandatangani di Paris, hari Kamis dini hari. Akan tetapi, itu belum menjadi jaminan keamanan bagi para pemimpin ke tiga fraksi yang menandatangani naskah itu.

KUTIPAN 7
            Kami mencintai mereka semua tanpa kecuali. Kami mencintai mereka semua dengan sepenuh hati dan bertekad membesarkan mereka. Dapat mencintai mereka semua merupakan anugerah terbesar dalam hidup kami.

KUTIPAN 8
            Kesunyian menyelimuti suasana ibukota setelah peristiwa 14 Mei yang lalu. Namun, kelengangan itu segera hilang setelah pihak keamanan menjamin keselamatan seluruh warga ibukota yang hendak ke luar rumah. Dan kini, kesenyapan itu telah berganti menjadi hingar bingar di setiap sudut ibukota.

KUTIPAN 9
            Sambutan atas ditandatanganinya naskah perdamaian terus mengalir, terutama yang datang dari negara-negara Asia. Cina, misalnya, tidak hanya memuji, tetapi juga siap mengulurkan bantuan. Begitu pula Vietnam yang, melalui Menteri Luar Negerinya, menilai bahwa perjanjian damai itu akan memberikan sumbangan bagi perdamaian dan kerjasama di kawasan Indo-Cina dan dunia.

KUTIPAN 10
            Mata pelajaran Bahasa Indonesia dirasakan sangat membosankan sehingga kurang mendapat perhatian dari siswa. Hal ini disebabkan oleh banyaknya bahan-bahan mata pelajaran yang sudah diketahui oleh siswa, sehingga terasa tidak diperlukan lagi oleh mereka. Di samping itu, siswa sudah mempelajari Bahasa Indonesia sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar dan sekurang-kurangnya sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia. Akibatnya, memilih atau menentukan bahan mata pelajarn yang diberikan kepada siswa menjadi kesulitan tersendiri bagi pengajar Bahasa Indonesia.

KUTIPAN 11
            Siswa harus menjadi pelopor pembangunan bangsa, karena itu, mereka  harus mampu menunjukkan keahlian mereka sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. Selain itu, mereka pun harus memiliki kepribadian yang tangguh yang dilandasi oleh nilai-nilai agama yang mereka anut dan nilai-nilai budaya yang berlaku di masyarakat. Kedua unsur tersebut, yakni keahlian dan kepribadian, memang merupakan kunci keberhasilan seseorang dalam mewujudkan peranannya di masyarakat.

KUTIPAN 12
            Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini adalah  tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau burung-burung yang indah.

KUTIPAN 13
            Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah  tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya penggemar penghuni darat. Tidak ada penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari, tiram, dan mutiara sebagaimana halnya untuk panda dan harimau. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian barat kebanyakan sudah punah. Sangatlah sukar menemukan tiram dewasa ini, padahal rumah tiram yang sudah mati banyak ditemukan. Demikian juga halnya dengan kepiting kelapa dan kepiting begal yang bisa menyebar dari pantai barat Afrika sampai pantai barat Laut Teduh. Kini, kedua jenis kepiting itu hanya dijumpai di daerah kecil yang terpencil. Dari mana dana diperoleh untuk melindungi semua ini?

KUTIPAN 14
Identitas kekuatan manajemen Indonesia sulit dikenal (1). Gaya manajemen Indonesia dikembangkan dari dan di dalam aneka ragam budaya suku bangsa yang ada di Indonesia (2). Hal ini berbeda dengan manajemen Jepang dan Korea Selatan, misalnya (3). Manajemen Jepang, pada umumnya terlihat dalam skala usaha raksasa yang pelik dan dalam cara yang serba canggih (4). Manajemen Korea Selatan juga biasa diterapkan pada usaha berskala besar, namun perusahaannya umumnya milik keluarga (5). Ciri-ciri ini, dengan berbagai variasi dan bumbu, juga terlihat pada manajemen bisnis yang diterapkan pada perusahaan-perusahaan besar di Indonesia (6).

KUTIPAN 15
            Mekanisme pasar harus dijaga agar tidak mengganggu penyampaian sinyal-sinyal pasar kepada unit-unit ekonomi, terutama yang menyangkut biaya dan resiko yang harus mereka tanggung untuk tindakan mereka (1). Apabila pembayaran cicilan dan bunga akan membahayakan neraca pembayaran, pasar akan memberi sinyal dalam bentuk naiknya suku bunga (2). Meningkatnya suku bunga utang komersial Indonesia dari 0,6-0,8% di atas LIBOR (London Inter-bank Offered Rate) pada pertengahan 1980-an menjadi sekitar 2,5% di atas LIBOR sekarang ini merupakan hasil reevaluasi pasar uang internasional terha-dap resiko kredit (country risk) Indonesia yang memburuk (3). Sebaliknya, bila suku bunga di dalam negeri makin turun, perangsang untuk mencari kredit luar negeri akan berkurang (4). Lalu lintas utang akan dipengaruhi oleh kebijakan makroekonomi di dalam negeri (5). Dengan demikian, pemerintah tak perlu lagi melakukan intervensi yang bisa mengurangi hak seseorang atau perusahaan untuk berutang dari luar negeri (6).

KUTIPAN 16
Aturan mengenai suku bunga bank telah ditetapkan oleh Gubernur Bank Sentral (1). Ia agaknya sudah bosan memberikan sinyal samar-samar kepada para bankir (2). Berbagai isyarat agar kalangan perbankan mau memangkas suku bunga seakan-akan dianggap angin lalu (3). Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang terus-menerus diturunkan otoritas moneter, tidak juga mendapat respon positif (4). Para bankir tetap memasang suku bunga tinggi (5). Melihat kondisi yang demikian ini, akhirnya Gubernur Bank Sentral mengeluarkan aturan tegas bagi mereka (6).

KUTIPAN 17
            Setiap hari Ahmad bangun pukul 05.00 (1). Sesudah bersembahyang Subuh, ia melakukan olahraga ringan, berjalan kaki selama sekitar 45 menit untuk memanaskan tubuhnya (2). Pukul 07.00, setelah keringatnya kering, ia mandi dengan air hangat, dan setelah makan pagi, pada pukul 08.00, ia ber-angkat ke kantor, hingga pukul 16.00 baru tiba kembali di rumah (3). Sisa wak-tunya dipergunakan untuk bermain-main dengan si kecil, anak tunggalnya yang baru berusia 2 tahun (4).

KUTIPAN 18
            Menendang bola dengan sepatu, baru dikenalnya sekitar 1977. Saat itu ia baru lulus dari STM Negeri 3 Jurusan Elektro. Orang yang pertama kali melatih-nya adalah Halilintar. Dari sini prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia bergabung dengan klub PMC sampai sekarang. Pada tahun 1984, ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke Merdeka Games di Malaysia. Sayangnya, waktu dipanggil lagi untuk turnamen di Brunei tahun 1985, ia gagal memenuhinya, karena kakinya cedera.

KUTIPAN 19
            Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sesuai dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Disamping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak kalah saing dalam bidang ini. Produksi Jepang yang khas Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.

KUTIPAN 20
            Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota ia paling senang mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian seka-ligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung belanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi hanya saat ke pernikahan, ke pemakaman, dan ke upacara resmi, misalnya, ke parlemen.

KUTIPAN 21
            Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infantri. Pasukan infantri ini dibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang diantaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu, ilmiah yang membelah gu-nung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengeta-huan yang dapat diandalkan. Filsafat kemudian menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, filsafat pun pergi kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas.

KUTIPAN 22
            Dalam rangka mengatasi ketinggalan desa, baik dalam bidang pemba-ngunan maupun dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha telah dilakukan pe-merintah. ABRI masuk desa (AMD) sudah lama kita kenal. Hasilnya pun lumayan, misalnya perbaikan jalan, pembuatan jembatan, dan pemugaran kampung. Contoh lain berupa KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pula dinikmati oleh desa yang bersangkutan, misalny peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain-lain. Akhir-akhir ini surat kabar juga diusahakan masuk desa, walaupun hasilnya belum kelihatan. Barangkali, perlu dipikirkan program selanjutnya seperti bahasa nasional (bahasa Indonesia) masuk desa.

KUTIPAN 23
            Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk meng-atasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

KUTIPAN 24
            Pompa hidrolik ialah sejenis pompa yang dapat bekerja dengan kontinyu tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama sistem pompa ini ialah pipa pemasukan, katup udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena adanya perubahan energi kinetik air jatuh yang menimbulkan tenaga kerja cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya. Desain katup limbah dan katup pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.

KUTIPAN 25
            Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut adanya beberapa kemampuan, antara lain, kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan berbahasa ialah kemampuan menerapkan ejaan, pemenggalan (pungtuasi), kosa kata, diksi, dan kalimat. Adapun yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan ke dalam urutan yang sistematik.

KUTIPAN 26
Aku ingat ketika itu engkau datang ke rumahku. Saat itu kau lewati perjalanan tiga kota hanya untuk mengobati rasa rindu di hatimu karena sudah seminggu tak bertemu denganku. Kau hanya memakai pakaian seadanya tidak seperti saat perjalanan jauh yang biasa kau lakukan dengan persiapan yang matang. Vespa putih itu yang mengantarkanmu sampai di sini. Hampir tiga jam perjalanan tak membuatmu tampak letih setelah akhirnya bertemu denganku.

KUTIPAN 27
Bernama lengkap Cameria Happy Paramitha, cewek yang penampilannya lebih mirip cowok ini sudah lama berkiprah di jalur musik indie. Namun namanya baru mulai santer terdengar setelah direkrut oleh Ahmad Dhani menjadi salah satu personel The Rock Indonesia. Selanjutnya, putri dari Emmy Sofyana yang lahir di Jakarta pada tanggal 2 Januari 1986 silam ini, bergabung dengan Dara dalam band duo The Virgin. Bakso adalah salah satu makanan favorit Mitha.

KUTIPAN 28
Membacakan teks berita memerlukan teknik tersendiri, yaitu lafal harus jelas, intonasi harus tepat, dan volume suara harus sesuai. Lafal merupakan pengucapan bunyi. Pelafalan bunyi tersebut tepat apabila diucapkan sesuai dengan daerah artikulasinya. Intonasi merupakan tinggi rendah suara disebut pula tone atau nada suara dalam membaca teks berita. Volume dalam teknik membaca merupakan keras lemah suara yang diucapkan. Apabila lafal, intonasi, dan volume suara tepat, pembacaan berita akan berhasil dengan baik. Intisari berita yang dibacakan akan dapat sampai ke telinga pendengar dengan jelas.

KUTIPAN 29
Menjadi seorang sahabat itu membuatnya tidak takut untuk mengekspresikan perasaannya. Ketika marah, dia bisa melampiaskan emosinya tanpa takut kelihatan “jelek”. Ketika sedih, dia bisa menangis tanpa takut dibilang cengeng. Ketika gembira dia bisa berteriak atau tertawa terbahak-bahak tanpa takut dianggap gila. Perasaan kamu pun harus sering diungkapkan agar dia mengenal kamu lebih dalam. Jadi, sahabat itu ada dan tempat untuk berbagi suka dan duka, sahabat ada untuk saling melengkapi.

KUTIPAN 30
Salah satu faktor pemicu penyakit jantung adalah kebiasaan atau gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang olahraga, terlalu sering mengonsumsi jenis makanan yang mengandung lemak jenuh yang berasal dari lemak hewani. Untuk mencegah kolesterol tinggi, maka lakukan olahraga dan jalankan diet sehat. Kalori yang berasal dari lemak hewani sebaiknya dikurangi. Gunakan minyak goreng kedelai murni.

             Kandungan kalori buah-buhan umumnya rendah. Namun, buah kurma berbeda. Kandungan kalori buah kurma tinggi karena karbohidratnya juga tinggi. Hal ini bisa menyediakan energi yang tinggi pula, bahkan paling tinggi di antara buah-buahan lain. Kandungan karbohidrat kurma berkisar antara 60% pada kurma basah dan 70% pada kurma kering. Kurma basah adalah kurma yang masih mentah ketika dipanen, sedangkan kurma kering adalah kurma yang diambil dari pohon setelah masak dan kering. Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa (jenis gula yang juga ada dalam darah) atau fruktosa (jenis gula yang sebagian besar terdapat dalam buah-buahan). Di samping itu, buah kurma mengandung kalium yang tinggi sehingga dapat mengurangi risiko serangan stroke.




     KUTIPAN 31
Kalium penting untuk mengoptimalkan fungsi jantung dan pembuluh darah. Mineral ini membuat denyut jantung lebih teratur, mengaktifkan kontraksi otot, dan membantu mengatur tekanan darah. Makin banyak makanan kaya kalium yang dikonsumsi, biasanya makin kecil kemungkinan seseorang menderita stroke.
            Menurut Louis Tobian Jr., pakar penyakit darah tinggi dari Universitas Minnesota, Amerika Serikat, makanan tinggi kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah dan memberi kekuatan tambahan dalam pencegahan stroke. Untuk membuktikan hal itu, Tobian Jr. melakukan eksperimen pada dua kelompok tikus yang terserang hipertensi. Satu kelompok tikus diberi diet kalium tinggi, tak satu pun yang mengalami pendarahan otak. Sementara itu 40% kelompok tikus yang mendapat kalium normal, menderita stroke ringan yang ditandai adanya pendarahan otak. Dari hasil penelitian ini, Tobian lalu menarik simpulan bahwa ekstrakalium dapat menjaga dinding arteri tetap elastis dan berfungsi normal. Keadaan ini membuat pembuluh darah tidak mudah rusak akibat tekanan darah.
    






       KUTIPAN 32
Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa hanya dengan mengonsumsi makann kaya kalium minimal 400 miligram setiap hari, risiko fatal penyakit stroke bisa diturunkan sampai 40%. Batas minimal kalium itu mudah sekali dipenuhi dengan mengonsumsi kurma kering sekitar 65 gram atau setara dengan lima butir kurma. Oleh karena itu, mencegah risiko terjadinya stroke dapat dilakukan dengan mengonsumsi kurma secara teratur.

      KUTIPAN 33


SURAT LAMARAN PEKERJAAN

Kalimat pembuka surat lamaran pekerjaan
a.         Berdasarkan inisiatif sendiri
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
b.        Berdasarkan informasi dari seseorang
Berdasarkan informasi dari Bapak ..., perusahaan Bapak/Ibu membutuhkan seorang ... Sehubungan dengan hal tersebut ....
c.         Berdasarkan iklan
Setelah membaca iklan yang dimuat dalam harian ...,tanggal ...  yang isinya menyatakan bahwa ...
Dalam harian ... tanggal ... saya membaca iklan yang menyatakan bahwa perusahaan ... membutuhkan .... Berkenaan dengan dengan hal tersebut maka ...
d.        Berdasarkan pengumuman resmi di instansi
Berdasarkan pengumuman nomor ... tanggal ..., tentang penerimaan pegawai ..., saya yang bertanda tangan di bawah ini,
e.         Permohonan dari instansi kepada kepala sekolah
Berdasarkan permintaan tenaga kerja dalam bidang ... melalui Kepala SMK ..., saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Salam pembuka dan salam penutup
Penulisan salam pembuka dan salam penutup diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma
Contoh:
a.         Dengan hormat, → (salam pembuka)
b.        Hormat saya, → (salam penutup)

Kalimat penutup surat lamaran pekerjaan
Pada bagian penutup surat tidak perlu menggunakan kata demikianlah dan tidak menggunakan kata ganti      –nya, tetapi langsung memakai sapaan seperti Saudara atau Bapak/Ibu.
Contoh:
a.         Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih.
b.        Besar harapan saya, Bapak dapat mengabulkan permohonan ini.

Balasan surat lamaran pekerjaan
Jika balasan surat lamaran berupa penolakan maka surat berisi:
a.         Ucapan terima kasih
b.        Penyesalan karena belum dapat menerima
c.         Alasan penolakan (meskipun hanya basa-basi)
d.        Harapan yang membesarkan hati
Jika balasan surat lamaran berupa panggilan maka surat berisi:
a.         Maksud panggilan (misal tes, wawancara)
b.        Kapan
c.         Di mana
d.        Prasyarat/dokumen yang harus dipenuhi
Contoh:
Kami mengucapkan terima kasih atas surat lamaran Saudara tanggal ... Namun dengan sangat menyesal kami belum dapat memenuhi harapan Saudara karena formasi telah terisi.
Nama Saudara telah kami catat, dan bila di kemudian hari ada formasi, Saudara akan kami panggil.
SURAT KUASA

Surat kuasa dibuat oleh seseorang untuk melimpahkan dan memberikan kewenangan kepada orang lain. Surat kuasa dibuat dengan bahasa yang singkat dan jelas, menyebutkan pihak yang diberi kuasa dan yang memberi kuasa, serta mencantumkan masa berlaku surat kuasa tersebut. Dalam surat kuasa juga diperlukan kehadiran pihak lain yang mengetahui. Pihak lain tersebut bertindak sebagai saksi.
Surat kuasa berisi:
a.         Identitas pemberi kuasa
b.        Identitas penerima kuasa
c.         Urusan yang harus diselesaikan
d.        Batas-batas kewenangan, jika dipandang perlu
e.         Masa berlakunya surat kuasa
f.         Tanda tangan kedua pihak
Jika nilai urusan besar, surat kuasa perlu diberi materai dan bahkan perlu disahkan oleh notaris.
Contoh surat kuasa:



 






























SURAT PERJANJIAN JUAL BELI

            Surat perjanjian jual beli adalah surat yang dibuat oleh pihak penjual dan pihak pembeli yang dinyatakan secara tertulis. Kesepakatan kedua belah pihak adalah bahwa pihak penjual wajib menyerahkan suatu barang dan berhak atas harga barang tersebut, sedang pihak pembeli berhak atas penerimaan barang dan wajib membayar harga barang kepada penjual.
Surat perjanjian jual beli berisi:
a.         Identitas pihak pertama (penjual)
b.        Identitas pihak kedua (pembeli)
c.         Objek yang diperjualbelikan
d.        Ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak
e.         Tanda tangan masing-masing pihak dan saksi-saksi
f.         Jangka waktu berlakunya perjanjian (jika dipandang perlu)
g.         Arbritase (cara penyelesaian jika terjadi perselisihan, jika perlu)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan
a.         Surat perjanjian dibuat rangkap dua, di atas kertas segel atau kertas bermaterai
b.        Disahkan notaris atau pejabat yang berwenang lainnya

Surat perjajian tersebut berguna untuk
a.         Bukti autentik adanya ikatan kedua belah pihak sehingga memiliki kekuatan hukum
b.        Menghindari persengketaan

Contoh surat perjanjian jual beli



SURAT PERJANJIAN JUAL BELI TANAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,
1.         nama                            : Irfan Marditama
umur                             : 45 tahun
pekerjaan                    : guru
alamat                          : Jalan Kartini 34 Malang,
selanjutnya disebut pihak pertama atau penjual,
2.         nama                            : Manan Urtiah
umur                             : 48 tahun
pekerjaan                    : wiraswasta
alamat                          : Perum Seroja 5 Malang,
selanjutnya disebut pihak kedua atau pembeli.
Kedua belah pihak sepakat mengadakan jual beli tanah di Tempelan KD 11 Banguntapan seluas 200 meter persegi dengan sertifikat nomor b3344004 dengan ketentuan sebagai berikut.

Pasal 1
Pihak pertama menjual tanah tersebut kepada pihak kedua dengan harga Rp 45.000,00 (empat puluh lima ribu rupiah) per meter persegi.
Pasal 2
Pembayaran dilakukan sebagai berikut:
  1. uang muka sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) dibayar hari Rabu, 8 Februari 2012.
  2. Pembayaran kedua Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) selambatnya seminggu setelah pembayaran pertama
  3. Pelunasan sebesar Rp 8.400.000,00 (delapan juta empat ratus ribu rupiah) dibayarkan saat sidang PPAT
Pasal 3
Surat perjanjian ini dibuat atas kesadaran kedua belah pihak dan tanpa tekanan dari pihak manapun
Pasal 4
Jika dalam perjanjian ini timbul suatu persoalan, maka persoalan ini pada tahap pertama akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku, dan kedua belah pihak memilih domisili di Malang
Pasal 5
Surat perjanjian ini dibuat di atas kertas segel Rp 6.000,00 ditandatangani dan dibuat rangkap dua, setiap pihak memegang satu buah dengan kekuatan hukum yang sama.

                                                                                                                                                Malang, 1 Februari 2012
Pihak kedua,                                                                                                        Pihak pertama,


Manan Urtiah                                                                                                      Irfan Marditama

                                                                                Saksi-saksi,
Saksi I,                                                   Saksi II,                                                 Saksi III,


Dodi Pratama                                       Lusytarani                                            Nindaratri
 
 











































                                                                                                                                            


TAHAPAN ALUR/PLOT PROSA

1.        Tahap awal disebut sebagai perkenalan
Tahap perkenalan pada umumnya berisi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya.
2.        Tahap tengah disebut sebagai pertikaian
Menampilkan pertentangan dan atau konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat, semakin menegangkan.
3.        Tahap akhir disebut sebagai peleraian
Menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks.
Dalam teori klasik, penyelesaian cerita dibedakan ke dalam dua macam kemungkinan: kebahagiaan (happy end) dan kesedihan (sad end)

Tahapan Plot secara lebih rinci
1.        Tahap situation atau tahap penyituasian
Tahap yang berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita
2.        Tahap generating circumstances atau tahap pemunculan konflik
Tahap awal munculnya konflik, masalah dan peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan
3.        Tahap rising action atau tahap peningkatan konflik
Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya
4.        Tahap climax atau tahap klimaks
Konflik dan atau pertentangan-pertentangan yang terjadi, yang diakui dan atau ditimpakan pada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak
5.        Tahap denouement atau tahap penyelesaian
Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan.

1 komentar: